REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan bioteknologi asal Amerika Serikat, Moderna, mengungkapkan bahwa vaksin booster bivalen mereka memiliki performa yang lebih baik dalam melawan subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 lebih baik dibandingkan vaksin dengan formula orisinal mereka. Pengumuman ini disampaikan tak lama setelah Pfizer dan BioNTech mengumumkan performa vaksin booster bivalen mereka.
Pada Agustus lalu, Food and Drug Administration (FDA) telah memberikan izin penggunaan vaksin Covid-19 bivalen dari Moderna dan Pfizer-BioNTech sebagai booster. Vaksin ini dapat diberikan sebanyak satu dosis, minimal dua bulan setelah vaksin primer atau booster lain telah diberikan.
Sesaat setelah mendapatkan izin tersebut, kedua perusahaan kini mulai mempublikasikan data mengenai performa vaksin bivalen mereka terhadap subvarian Omicron yang kini beredar luas. Berdasarkan uji klinis fase 2 dan 3, vaksin bivalen dari Moderna dapat memicu respons antibodi untuk melawan subvarian BA.4 dan BA.5.
Berdasarkan uji klinis tersebut, diketahui bahwa vaksin bivalen Moderna memiliki performa 15,1 kali lipat lebih tinggi dibandingkan vaksin prototipe mereka. Selain itu, profil keamanan dan tolerabilitas vaksin bivalen Moderna tampak serupa dengan vaksin orisinal.
"(Efek samping atau kejadian berat terkait vaksin) secara umum lebih rendah dibandingkan dosis kedua dari vaksin primer," ujar Moderna, seperti dilansir ABC News, Selasa (15/11/2022).
Tak sampai di situ, analsis awal juga mengindikasikan bahwa vaksin bivalen Moderna menunjukkan aktivitas penetral yang dapat melawan turunan BA.5, yaitu BQ.11. Seperti diketahui, varian BQ.11 ini mulai menyebar luas di tengah masyarakat.
"Vaksin yang telah diperbarui ini memiliki potensi untuk memberikan potensi seiring dengan kehadiran virus yang terus berevolusi secara cepat untuk menghindari imunitas kita," lanjut CEO Moderna Stephane Bancel.
Studi independen berskala lebih kecil juga menemukan adanya sedikit perbedaan antara respons antibodi yang diproduksi oleh vaksin orisinal dan vaksin bivalen dari Moderna dan Pfizer-BioNTech. Akan tetapi, seluruh vaksin tampak efektif dalam menghasilkan antibodi pelindung.
Di Amerika Serikat, subvarian BA.5 kini menyebabkan 30 persen dari seluruh kasus Covid-19 baru menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Akan tetapi, subvarian-subvarian Omicron baru lainnya tampak mulai mendominasi. Proporsi subvarian BQ.1 dan BQ.11 dalam kasus Covid-19 baru di negara tersebut adalah 20 persen dan 24 persen.