Kamis 17 Nov 2022 00:19 WIB

Jumlah Sperma Pria di Dunia Menurun, Apa Penyebabnya?

Jumlah dan konsetrasi sperma pria di berbagai belahan dunia mengalami penurunan

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi Sel Sperma
Foto: Foto : MgRol_92
Ilustrasi Sel Sperma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jumlah dan konsetrasi sperma pria di berbagai belahan dunia mengalami penurunan. Seiring waktu, penurunan jumlah sperma ini tampak semakin signifikan.

Berdasarkan studi terbaru, jumlah sperma pada periode 1973-2000 mengalami penurunan sebesar 1,2 persen per tahun. Menurut ketua tim peneliti, Hagai Levine, angka penurunan ini sudah terbilang besar. Sedangkan pada 2000-2018, penurunan jumlah sperma mencapai 2,6 persen per tahun.

Baca Juga

Dengan kata lain, pada tingkat populasi, rerata jumlah sperma di dunia mengalami penurunan dari 104 juta per milimeter menjadi 49 juta per milimeter. Penurunan ini terjadi hanya dalam wakTU lima dekade atau 50 tahun.

"(Penurunan) ini terjadi dengan kecepatan yang luar biasa," ujar Levine, seperti dilansir USA Today.

Studi terbaru ini merupakan sebuah meta analisis yang mengombinasikan temuan dari sekitar 250 studi. Studi ini merupakan pembaruan dari analisis meta yang dipublikasikan pada 2017.

Jumlah sperma merupakan salah satu tolak ukur yang dapat memberikan gambaran mengenai kesuburan pria. Penurunan jumlah sperma dapat membuat pria membutuhkan waktu lebih lama untuk bisa memiliki keturunan. Jumlah sperma di bawah ambang batas juga dapat mempengaruhi peluang reproduksi.

Terkait temuan ini, ahli fisiologi reroduksi dari University of Iowa yang tak terlibat dalam studi, Amy Sparks, turut memberikan komentar. Menurut Sparks, bukti memang menunjukkan adanya penurunan jumlah sperma di dunia. Akan tetapi, penurunan ini tidak cukup signifikan untuk mempengaruhi populasi manusia.

"KecepaTan penurunan saat ini belum cukup untuk membuat semua pria harus mendatangi layanan pusat kesuburan," jelas Sparks.

Sejauh ini, penyebab menurunnya jumlah sperma pria di dunia belum diketahui. Akan tetapi, Sparks menilai bahwa penurunan ini berkaitan dengan perubahan gaya hidup dan pola makan.

"Melalui perubahan ini, kita membuat tubuh kita terpapar oleh perubahan kondisi. Sebagai respons atas perubahan tersebut, kita melihat adanya penurunan konsentrasi sperma," lanjut Sparks.

Menjaga Jumlah Sperma

Pria yang memiliki kekhawatiran mengenai kesuburan mereka sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional. Dengan begitu, beragam evaluasi hingga opsi terapi bisa diberikan dengan tepat untuk membantu para pria dengan masalah kesuburan.

Dalam hal memelihara kesehatan reproduksi, menjaga kesehatan tubuh secara umum merupakan hal sangat penting. Hal ini dapat dilakukan dengan cara berolahraga secara rutin, menerapkan pola makan yang sehat, dan menjauhi rokok.

Selain itu, ada beberapa tips lain yang bisa dilakukan. Salah satu di antaranya adalah menghindari atau mengurangi konsumsi alkohol. Konsumsi 20 porsi minuman berlakohol per pekan berkaitan dengan penurunan kualitas sperma menurut studi.

Hal lain yang sebaiknya dilakukan adalah menghindari cuaca panas ekstrem. Beberapa contoh paparan panas ekstrem yang sebaiknya dihindari adalah berendam di air panas dan sauna ketika sedang berupaya mendapatkan keturunan.

Penggunaan testosteron juga sebaiknya dijauhi. Praktik penggunaan testosteron dapat mengurangi produksi sperma.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement