REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Presiden University, Jababeka Education Park berupaya menciptakan customer value yang bertujuan untuk membuat dunia menjadi lebih baik. Hal ini disebut sebagai konsep Humane Entrepreneurship.
Rektor President University Chairy mengatakan konsep ini didapatkan dari Ki-Chan Kim, seorang professor of Management di Catholic University of Korea, Korea Selatan, dan Distinguished Professor di George Washington University, Amerika Serikat. Menurutnya konsep tersebut diterapkan baik bagi perusahaan rintisan atau perusahaan yang sudah beroperasi selama puluhan tahun.
“Hadirnya Prof Kim tentu akan semakin memperkuat iklim internasional yang sudah terbentuk PresUniv. Selain itu, saya juga berharap Prof Kim dapat mendorong Presuniv meningkatkan kegiatan penelitian dalam bidang manajemen dan entrepreneurship,” ujarnya dalam keterangan tulis, Rabu (16/11/2022).
Selain sebagai akademisi, Kim juga banyak memberikan saran dan masukan bagi sejumlah perusahaan rintisan, bisnis skala kecil dan menengah, serta perusahaan-perusahaan multinasional, seperti Samsung Electronics dan Hyundai Motors.
“Prof Kim banyak memberikan saran kepada perusahaan-perusahaan tersebut tentang bagaimana cara membangun model bisnis dan ekosistem yang berkelanjutan. Konsep semacam ini bukan hanya menarik untuk dipelajari, tetapi juga sangat bisa diterapkan,” kata Chairy.
Saat ini Kim juga menjabat sebagai Chairman Innovation Economy Division di National Economic Advisory Council (NERC), lembaga yang langsung bernaung di bawah Presiden Korea Selatan. Kim juga menjadi President International Council for Small Business (ICSB).
Selama memimpin ICSB, Kim menekankan betul pentingnya kepuasan kerja bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan skala kecil dan menengah.
Berkat lobi dan inisiatif Kim, bersama dengan jejaringnya di ICSB, Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) akhirnya menetapkan 27 Juni sebagai Hari Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sedunia. Sebagai akademisi, Kim juga melakukan penelitian untuk menemukan keterkaitan antara tingkat kepuasan kerja karyawan dengan komitmennya terhadap produk.
Hasilnya, Kim menemukan hubungan yang tak terbantahkan antara tingkat kepuasan kerja karyawan dengan komitmennya terhadap produk. Pada akhirnya membentuk dedikasi karyawan yang sangat kuat terhadap perusahaan.
Itu sebabnya Kim menyimpulkan bahwa dedikasi karyawan sebetulnya merupakan aset utama perusahaan, bukan aset fisik, seperti gedung, mesin-mesin, bahan baku, atau sumber daya finansial.
Sejalan dengan gagasannya tersebut, pada 2019, Kim menulis buku yang berjudul The Joy of Innovation. Lewat bukunya ini Kim menekankan pentingnya inovasi untuk membuat bisnis menjadi tetap kompetitif di pasar yang terus bergejolak. Buku ini berhasil meraih penghargaan King Sejong Book Collection 2020 dalam ajang Penghargaan Buku Nasional se-Korea Selatan.
Selama menjadi visiting professor, Kim mencermati betul strategisnya lokasi kampus Presuniv yang berada di tengah-tengah kawasan industri Jababeka, yang tercatat sebagai kawasan industri terbesar se-Asia Tenggara. Di kawasan ini ada sekitar 1.750 perusahaan dengan skala kecil, menengah dan besar.
Ada pula perusahaan berskala nasional dan multinasional, diantaranya chaebol asal Korea Selatan, seperti Hyundai, Samsung atau LG. Dari sisi lain, seiring dengan perkembangan teknologi, terutama teknologi digital, yang berperan penting dalam Revolusi Industri 4.0, Kim menilai kawasan industri Jababeka layak untuk menjadi Silicon Valley-nya Indonesia.