REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selama perhelatan Piala Dunia 2022 di Qatar, Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) akan secara proaktif memantau akun media sosial (medsos) semua pemain di Piala Dunia. FIFA juga akan melaporkan setiap pesan kasar penggunanya.
Badan sepak bola dunia itu sedang membuat langkah bersama dengan serikat pemain Fifpro, dengan tujuan melindungi pemain dan penggemar mereka dari penyalahgunaan media sosial selama turnamen.
Dilansir dari BBC, Kamis (17/11/2022), semua pemain di Piala Dunia akan memiliki akses ke layanan pemantauan, pelaporan, dan moderasi khusus untuk membantu meminimalkan visibilitas ujaran kebencian yang ditujukan kepada mereka. Pesan yang kasar, diskriminatif, dan mengancam akan dilaporkan ke platform media sosial dan polisi.
Pemain depan Inggris Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka menjadi sasaran pelecehan secara online setelah kekalahan final Euro 2020 oleh Italia. Twitter mengatakan telah menghapus 1.622 tweet kasar setelah final itu dan polisi menangkap 11 orang di Inggris sehubungan dengan pesan medsos yang kasar.
Presiden FIFA Gianni Infantino dengan senang hati meluncurkan layanan yang akan membantu melindungi pemain dari efek merusak yang dapat ditimbulkan oleh unggahan media sosial terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan para pesepak bola.
"Adalah tanggung jawab sepak bola untuk melindungi para pemain dan kelompok lain yang terkena dampak dari pelecehan yang semakin mereka hadapi di dalam dan di sekitar tempat kerja mereka," jelas presiden Fifpro David Aganzo. "Jenis pelecehan ini memiliki dampak besar pada kepribadian mereka, keluarga mereka, kinerja mereka, serta kesejahteraan dan kesehatan mental mereka secara keseluruhan."