Jumat 18 Nov 2022 08:43 WIB

Teleskop James Webb Ungkap Penampakan Bintang yang Baru Tercipta

Foto terbaru menggunakan cahaya infra merah untuk mengungkap fitur protobintang.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Teleskop James Webb (JWST) mengungkap sebuah foto mirip jam pasir berapi-api.
Foto: james webb
Teleskop James Webb (JWST) mengungkap sebuah foto mirip jam pasir berapi-api.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Teleskop James Webb (JWST) mengungkap sebuah foto mirip jam pasir berapi-api. Foto ini membuka tabir tentang seperti apa Matahari kita dan tata suryanya “dalam masa pertumbuhannya”.

Foto terbarunya menggunakan cahaya infra merah untuk mengungkap fitur “protobintang” yang dulu tersembunyi. Menurut Badan Antariksa Amerika (NAS) foto ini memberi wawasan tentang permulaan bintang baru. Protobintang berada di awan gelap, L1527, tersembunyi dari pandangan di dalam “leher” bentuk jam pasir.

Baca Juga

“Cakram proto-planet tepi terlihat sebagai garis gelap di tengah leher,” kata NASA dalam rilisnya, dilansir dari ABC News, Kamis (17/11/2022).

“Cahaya dari protobintang bocor di atas dan di bawah piringan ini, menerangi rongga di dalam gas dan debu di sekitarnya.”

Awan biru dan oranye yang membentuk setiap sisi jam pasir disebabkan oleh material yang terlempar dari protobintang dan bertabrakan dengan materi. Di tengah, piringan itu kira-kira seukuran tata surya kita. Warnanya diciptakan oleh lapisan debu antara teleskop dan awan. Semakin tebal debunya, semakin sedikit cahaya birunya, menciptakan kantong-kantong jingga itu.

NASA menambahkan protobintang itu “relatif muda”, hanya berusia 100.000 tahun. “Mengingat usianya dan kecerahannya dalam cahaya inframerah jauh, seperti yang diamati oleh misi seperti Satelit Astronomi Inframerah, L1527 dianggap sebagai protobintang kelas 0, tahap awal pembentukan bintang,” kata NASA.

NASA menuturkan protobintang seperti ini masih terkurung dalam awan gelap debu dan gas masih harus menempuh jalan panjang sebelum menjadi bintang utuh. L1527 belum menghasilkan energinya sendiri melalui fusi nuklir hidrogen, yang karakteristik penting dari bintang.

"Bentuknya, meski sebagian besar bulat, juga tidak stabil, berbentuk gumpalan gas kecil, panas, dan bengkak, antara 20 dan 40 persen massa Matahari kita.”ujarnya.

Saat protobintang terus mengumpulkan massa, intinya secara bertahap akan memadat dan akan mendekati fusi nuklir yang stabil. “Adegan yang ditunjukkan dalam gambar ini mengungkapkan L1527 melakukan hal itu,” kata NASA.

NASA menyebutkan awan molekuler di sekitarnya terdiri dari debu dan gas padat yang ditarik ke pusat, tempat tinggal protobintang. Saat material jatuh, ia berputar di sekitar pusat.

“Ini menciptakan piringan material yang padat, yang dikenal sebagai piringan akresi, yang memberi makan materi ke protobintang. Pada akhirnya, pandangan L1527 ini memberikan gambaran seperti apa Matahari dan tata surya kita saat masih bayi,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement