Sabtu 19 Nov 2022 08:15 WIB

Kasus Kanker Stadium Lanjut Diprediksi akan Melonjak Setelah Pandemi, Ini Alasannya

Kasus kanker stadium lanjut sangat berpotensi ditemukan di kemudian hari.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Nora Azizah
Kasus kanker stadium lanjut sangat berpotensi ditemukan di kemudian hari.
Foto: www.freepik.com
Kasus kanker stadium lanjut sangat berpotensi ditemukan di kemudian hari.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Skrining untuk berbagai jenis kanker umum menurun selama pandemi Covid 19. Hingga saat ini, bahkan belum kembali ke tingkat pra-pandemi. Menurut data AS yang diterbitkan pada Kamis (17/10/2022), hal ini tentu saja berpotensi ditemukannya pasien kanker stadium lanjut di kemudian hari. Kanker stadium lanjut ini mengarah pada perjalanan penyakit yang lebih sulit untuk diobati dengan sukses.

Menurut analisis medis data klaim dari 306 juta orang dewasa, pada tahun 2020, tahun pertama pandemi, tingkat rata-rata skrining kanker payudara turun 40 persen, kanker serviks 36 persen, dan kanker kolorektal 45 persen, dibandingkan dengan tiga tahun sebelumnya,

Baca Juga

Para peneliti juga menemukan diagnosis kanker payudara, serviks, dan kolorektal turun sekitar 6 persen hingga 7 persen antara 2019 dan 2020 dan tambahan 5 persen hingga 6 persen antara 2020 dan 2021.

"Penurunan diagnosis tidak berarti kanker ini tiba-tiba menjadi kurang umum," ujar pemimpin studi Allison Oakes dari perusahaan analitik data Trilliant Health di Brentwood, Tennessee seperti dilansir dari laman Reuters, Sabtu (19/11/2022).

"Sebaliknya, itu berarti ada orang dengan kanker yang akan didiagnosis pada stadium penyakit yang lebih parah," ujarnya menambahkan.

Laporan para peneliti di JAMA Oncology, pada akhir tahun 2021, tingkat skrining telah pulih tetapi masih di bawah tingkat pra-pandemi. Oakes mengatakan, analisis yang sedang berlangsung terhadap data tahun 2022 menunjukkan bahwa tingkat skrining pada tahun 2022 tidak mungkin meningkat secara dramatis.

"Kami tidak melihat perubahan perilaku yang signifikan saat melihat dari kuartal ke kuartal," tambahnya.

Masalahnya tampaknya melampaui pengujian kanker. Pemanfaatan layanan kesehatan untuk masalah non-Covid, non-kesehatan mental pada kuartal pertama 2022 adalah 6,2 persen lebih rendah dibandingkan kuartal pertama 2019.

"Tidak hanya orang-orang yang melewatkan skrining kanker tahunan mereka, tetapi mereka juga kurang menggunakan perawatan primer," ujar Oakes.

Sementara orang Amerika tampaknya kembali ke kehidupan sehari-hari yang normal, apakah bekerja di kantor atau bepergian, banyak dari mereka masih menghindari sistem perawatan kesehatan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement