REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- WHO mengungkapkan hampir setengah dari populasi dunia, atau 3,5 miliar orang, menderita penyakit mulut. Mayoritas dari mereka berada di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
"Penyakit mulut yang paling umum adalah kerusakan gigi, penyakit gusi yang parah, kehilangan gigi dan kanker mulut, dengan kerusakan gigi yang tidak diobati mempengaruhi hampir 2,5 miliar orang," badan PBB tersebut seperti dilansir dari laman Reuters, Sabtu (19/11/2022).
Sekitar 380 ribu kasus baru kanker mulut didiagnosis setiap tahun. WHO mengutip pengeluaran yang besar dan tidak tersedianya peralatan gigi yang sangat khusus di fasilitas kesehatan primer sebagai dua alasan tingginya prevalensi penyakit mulut, terutama di negara-negara miskin.
“Kesehatan mulut sudah lama terabaikan dalam kesehatan global, namun banyak penyakit mulut yang bisa dicegah,” ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Badan tersebut menyarankan negara-negara memasukkan layanan kesehatan mulut yang adil sebagai bagian dari perencanaan nasional mereka dan mengintegrasikan layanan kesehatan mulut ke dalam model perawatan kesehatan utama mereka. Sementara juga meningkatkan akses ke pasta gigi berfluoride yang terjangkau, di antara langkah-langkah lainnya.