Senin 21 Nov 2022 18:32 WIB

Ilmuwan Sebut Dulu Lautan di Mars Mengandung Asam Amino

Mars kuno mendapatkan air ketika dihantam oleh meteorit yang kaya es.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Mars
Foto: NASA
Mars

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Planet Mars yang kita kenal sekarang bersifat tandus dan berdebu. Namun, sekitar tiga setengah miliar tahun yang lalu, Planet Merah ini bisa saja dikenal sebagai Planet Biru.

Studi baru menunjukkan bahwa ada begitu banyak air di Mars, menutupi seluruh planet di lautan global sedalam setidaknya 300 meter. Mungkin tahun-tahun awal keberadaannya, lautan ini dalamnya sampai beberapa kilometer. 

Baca Juga

Dibandingkan dengan Mars purba ini, Bumi mengandung air yang relatif sedikit. Dilansir dari ZME Science, Senin (21/11/2022), para penulis studi baru dari University of Copenhagen, Universite de Paris, ETH Zurich, dan University of Bern, telah menganalisis data yang menunjukkan Mars kuno mendapatkan air ketika dihantam oleh meteorit yang kaya es.

Mars bukan hanya mendapatkan air yang berlimpah. Meteorit yang menghantam Mars ini juga mungkin mengirimkan asam amino, blok bangunan penting dari RNA dan DNA, cetak biru kehidupan.

Tabrakan Meteorit

Miliaran tahun yang lalu permukaan Mars dibombardir oleh meteorit. Tumbukan ini mengeluarkan material dari kerak planet langsung ke luar angkasa.

Fragmen Mars ini melakukan perjalanan melalui ruang angkasa. Beberapa di antaranya mencapai Bumi dan kemudian diidentifikasi oleh manusia ribuan tahun kemudian.

Para peneliti mempelajari 31 meteorit yang berasal dari Mars dan menemukan keberadaan kromium-54, isotop yang tidak dapat terjadi secara alami di Mars. Kehadirannya menunjukkan bahwa sampel kerak Mars yang sampai ke Bumi dihantam oleh material asing, kemungkinan besar milik asteroid dari tata surya luar.

Menilai dari distribusi materi yang mencapai Bumi dan sidik jari isotop kromium, para peneliti dapat menghitung berapa banyak  meteorit kaya es ini yang telah menabrak Mars kuno. Karena meteorit ini terdiri dari 10 persen air, penulis menyimpulkan dalam jurnal Science Advances bahwa asteroid ini dapat menyediakan cukup air untuk menutupi seluruh permukaan Mars hingga kedalaman 300 meter.

“Saat ini, Mars dibombardir dengan asteroid yang dipenuhi es. Itu terjadi dalam 100 juta tahun pertama evolusi planet. Sudut lain yang menarik adalah bahwa asteroid juga membawa molekul organik yang secara biologis penting bagi kehidupan,” kata Profesor Martin Bizzarro dari Pusat Formasi Bintang dan Planet University of Copenhagen.

Para ilmuwan dapat mengungkap rahasia menarik ini dimungkinkan karena cara permukaan Mars terbentuk. Tidak seperti Bumi, yang keraknya terus-menerus didaur ulang oleh gerakan mengaduk lempeng tektonik yang mengangkut material ke bagian dalam, Mars tidak aktif secara tektonik.

“Lempeng tektonik di Bumi menghapus semua bukti tentang apa yang terjadi dalam 500 juta tahun pertama sejarah planet kita,” kata Bizzarro.

Ini berarti bahwa permukaan Mars statis sejak terbentuk. Alhasil, tanda kimiawi dari meteorit tetap ada di kerak planet Mars, bahkan hingga hari ini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement