Rabu 23 Nov 2022 13:54 WIB

CDC: Vaksin Booster Covid-19 Baru Lebih Ampuh dari Versi Terdahulu

Vaksin Covid-19 baru Pfizer-Moderna spesifik menargetkan varian omicron.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Botol vaksin Moderna. Vaksin Covid-19 baru yang dikembangkan Moderna dan Pfizer tampak lebih manjur mencegah infeksi Covid-19 yang bergejala.
Foto: EPA-EFE/Bagus Indahono
Botol vaksin Moderna. Vaksin Covid-19 baru yang dikembangkan Moderna dan Pfizer tampak lebih manjur mencegah infeksi Covid-19 yang bergejala.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Data pertama dari dunia nyata tentang vaksin Covid-19 baru yang dirancang spesifik untuk menghadapi varian omicron memperlihatkan bahwa vaksin tersebut lebih manjur dalam mencegah infeksi Covid-19 yang bergejala daripada dosis terdahulu. Fakta itu diungkap Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada Selasa, dikutip dari NBC, Rabu (23/11/2022).

Menurut laporan CDC, temuan ini memperkuat pesan dari pejabat kesehatan masyarakat bahwa vaksin baru dari Pfizer-BioNTech dan Moderna dapat memberi orang perlindungan terbaik terhadap Covid-19 selama musim dingin ini. Vaksin booster baru Pfizer dan Moderna menargetkan subvarian BA.4 dan BA.5 berikut strain SARS-CoV-2 asli dalam dosis tunggal.

Baca Juga

Dr Ofer Levy, direktur Program Vaksin Presisi di Boston Children’s Hospital, menyebut para ilmuwan akan senang melihat vaksin yang memblokir infeksi sepenuhnya. Akan tetapi, menurutnya, kemanjuran vaksin booster baru ini bukanlah sesuatu yang luar biasa.

"Tetapi itu tetap saja merupakan vaksin yang mengungguli dosis orisinalnya" kata Dr Levy.

Temuan CDC didasarkan pada lebih dari 360 ribu orang dewasa bergejala yang menjalani tes Covid-19 di apotek nasional dari 14 September hingga 11 November. Ketika itu, subvarian omicron BA.4 dan BA.5 menjadi strain dominan di Amerika Serikat.

Orang yang mendapatkan suntikan booster vaksin versi baru setelah dua atau lebih suntikan vaksin asli dibandingkan dengan kelompok orang lain yang hanya menerima dua atau lebih dosis vaksin asli. Sebagai catatan, vaksin Pfizer dan Moderna awal hanya menargetkan jenis SARS-CoV-2 asli yang diidentifikasi pada akhir 2019.

Kapan harus mendapatkan vaksin booster Covid-19?

Suntikan booster yang diperbarui bekerja lebih baik dalam mencegah infeksi pada semua kelompok usia dewasa. Itu dengan kemanjuran vaksin yang lebih tinggi terlihat pada orang yang menunggu lebih lama sebelum mendapatkan booster yang diperbarui, menurut temuan CDC.

"Itu masuk akal," kata John Moore, seorang profesor mikrobiologi dan imunologi di Weill Cornell Medical College.

Moore mengatakan bahwa penelitian telah menunjukkan interval yang lebih lama antara dosis vaksin Covid-19 dapat menyebabkan tingkat antibodi yang lebih tinggi. CDC saat ini merekomendasikan agar orang berusia lim tahun ke atas mendapatkan booster yang diperbarui setidaknya dua bulan setelah dosis terakhir mereka.

Orang yang baru saja terkena Covid-19 harus menunggu sampai sembuh dari penyakitnya dan mengakhiri isolasi. Tetapi orang juga dapat mempertimbangkan untuk menunda booster selama tiga bulan setelah infeksi, tergantung pada faktor risiko.

Studi CDC mengonfirmasi data sebelumnya dari Pfizer dan Moderna yang mengindikasikan vaksin booster baru lebih baik daripada formula lama. Tetapi karena data tersebut hanya menunjukkan respons kekebalan yang terlihat pada sampel darah, para ilmuwan tidak dapat menentukan suntikan baru tersebut benar-benar dilakukan di dunia nyata.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement