REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Infeksi bakteri kini menjadi penyebab kematian kedua terbesar di dunia. Pada 2019, misalnya, sebanyak satu dari delapan kematian di dunia disebabkan oleh infeksi bakteri yang umum ditemukan dalam keseharian. Jumlah kematian akibat infeksi bakteri hanya "berhasil" dilampaui oleh penyakit jantung pada tahun yang sama.
Infeksi bakteri bisa memunculkan keluhan yang beragam, mulai dari infeksi kulit, keracunan makanan, hingga infeksi saluran kemih. Selain dapat menyebabkan beragam masalah kesehatan, infeksi bakteri juga patut dikhawatirkan karena semakin meningkatnya masalah resistensi obat antibiotik.
Dalam kasus yang berat karena antibiotik tidak bisa bekerja, infeksi bakteri bisa memicu terjadinya sepsis. Sepsis merupakan penyakit mematikan yang disebabkan sistem imun menyerang diri sendiri.
Hanya perlu lima macam bakteri saja untuk menyebabkan setengah dari total kasus kematian akibat infeksi bakteri di dunia. Kelima bakteri tersebut adalah E.coli, S.aureus, S.pneumoniae, K.pneumoniae, dan P.aeruginosa.
Setengah kasus kematian lain akibat infeksi bakteri disebabkan oleh 28 macam bakteri. Umumnya, bakteri-bakteri ini cenderung lebih jarang ditemukan.
Tingkat kematian akibat infeksi bakteri pada pria dan wanita tampak setara. Beberapa ahli meyakini bahwa sebagian besar kasus infeksi bakteri yang mematikan terjadi pada kelompok tertentu saja.
Namun, analisis yang dimuat dalam jurnal Lancet mengungkapkan bahwa kematian akibat infeksi bakteri menyebar luas. Hal ini terjadi karena adanya masalah resistensi obat antibiotik akibat penyalahgunaan obat antibiotik.
Dari kelima macam bakteri paling mematikan, tim peneliti mengungkapkan bahwa S.aureus merupakan bakteri yang paling mematikan untuk kelompok usia 15 tahun ke atas. Sedangkan S.pneumoniae merupakan bakteri yang menyebabkan paling banyak kematian pada anak-anak berusia di bawah lima tahun.
Berdasarkan data, kasus kematian akibat infeksi bakteri juga tampak berkaitan dengan wilayah. Afrika Sub Sahara misalnya, memiliki angka kematian tertinggi akibat infeksi bakteri, yaitu 230 kematian per 100 ribu orang.
Angka tersebut jauh lebih besar dibandingkan dengan kematian yang terjadi di Eropa Barat, Amerika Utara, dan Australasia. Di ketiga wilayah ini, angka kematian akibat infeksi bakteri adalah 52 kasus per 100 ribu warga.
Infeksi dari kelima bakteri yang dianggap paling mematikan bisa menyebabkan gejala yang berbeda. Berikut ini adalah gejala-gejalanya menurut National Health Service, seperti dilansir The Sun, Rabu (23/11/2022).
Infeksi S.aureus
Infeksi bakteri ini menyebabkan sekitar 1,1 juta kematian per tahun. Bakteri ini umumnya hidup di kulit manusia tanpa menyebabkan bahaya. Namun bila masuk ke dalam kulit melalui luka, S.aureus bisa memicu infeksi.
Umumnya, infeksi akibat S.aureus bisa sembuh tanpa membutuhkan antibiotik. Namun, pada beberapa kasus, bakteri ini dapat memicu infeksi serius seperti keracunan darah dan sindrom syok toksis. Beberapa gejala infeksi S.aureus yang patut diwaspadai adalah benjolan yang nyeri di kulit, kemerahan pada kulit, bengkak pada kulti, serta bengkak pada kelopak mata yang memerah.
Infeksi E.coli
Penyakit ini menyebabkan kematian sebanyak 950 ribu per tahun. Sebagian besar strain bakteri ini tak berbahaya, namun sebagian lainnya bisa memicu sakit. Beberapa penyakit yang dapat disebabkan oleh infeksi E.coli adalah diare, infeksi saluran kemih, penyakit pernapasan, serta pneumonia.
Ada beberapa gejala infeksi E.coli yang patut diwaspadai. Gejala tersebut adalah diare, kram perut, dan terkadang demam.