Kamis 24 Nov 2022 01:05 WIB

Dr Fauci tak Menyangka Covid-19 Bisa Renggut 1 Juta Nyawa Penduduk AS

Dr Fauci tak pernah membayangkan satu juta nyawa warga AS berakhir karena Covid-19.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases Dr. Anthony Fauci.
Foto: EPA-EFE/JIM LO SCALZO / POOL
Direktur National Institute of Allergy and Infectious Diseases Dr. Anthony Fauci.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Total kasus kematian akibat Covid-19 di Amerika Serikat (AS) telah melampaui angka satu juta. Di awal pandemi Covid-19, sejumlah pakar kesehatan di negara tersebut tak pernah menyangka bahwa penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2 ini akan merenggut satu juta jiwa penduduk AS.

"Saya tak pernah membayangkan, dan saya pikir kolega-kolega saya juga tak pernah membayangkan bahwa kita akan melalui tiga tahun penuh penderitaan dan kematian dan satu juta warga Amerika kehilangan nyawa mereka," jelas Ketua Penasihat Medis untuk Presiden AS, Dr Anthony Fauci, seperti dilansir CNBC, Rabu (23/11/2022).

Baca Juga

Kasus Covid-19 di AS pertama kali terkonfirmasi pada 20 Januari 2020. Kasus pertama ini didapatkan dari sampel yang diambil pada 18 Januari 2020 di Washington.

Setelah hampir tiga tahun pandemi Covid-19 melanda, ada lebih dari 100 juta kasus Covid-19 yang telah terkonfirmasi di AS. Selain itu, total kasus kematian akibat Covid-19 selama pandemi berlangsung di AS telah mencapai 1,1 juta kasus.

Menurut Dr Fauci, hal yang paling mengkhawatirkan dari Covid-19 adalah evolusi dari beragam varian SARS-CoV-2. Situasi ini membuat para petugas kesehatan dan otoritas kesehatan masyarakat harus berhadapan dengan wabah yang terus berubah.

Di awal pandemi misalnya, para ahli kesehatan meyakini bahwa virus SARS-CoV-2 hanya menyebar dari hewan ke manusia. Seiring berjalannya waktu, para ahli mendapati bahwa virus corona tersebut bisa menyebar dengan baik antarmanusia.

"Rekomendasi yang dibuat berdasarkan apa yang Anda ketahui pada Januari, akan berubah ketika Maret, April, dan Mei tiba," ujar Dr Fauci.

Perubahan informasi yang terjadi dari waktu ke waktu ini memunculkan segudang pertanyaan di tengah masyarakat. Tak sedikit pula yang kemudian menghembuskan beragam teori konspirasi hingga gerakan antivaksin.

"Sebagai seorang dokter, itu menyakitkan saya karena saya tidak ingin melihat orang lain terinfeksi, saya tak mau melihat orang lain dirawat di rumah sakit, dan saya tak ingin melihat siapa pun meninggal akibat Covid-19," jelas Dr Fauci.

Meski saat ini jumlah kasus kematian akibat Covid-19 telah menurun secara signifikan, masih ada cukup banyak kematian yang terjadi akibat penyakit ini. Di AS, ada lebih dari 300 kasus kematian akibat Covid-19 setiap harinya menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC).

Mengingat belakangan ini kembali bermunculan varian-varian baru SARS-CoV-2, Dr Fauci mengimbau masyarakat untuk kembali memperkuat perlindungan diri mereka melalui beberapa langkah. Salah satunya adalah dengan mendapatkan booster Covid-19. Upaya lain yang tak kalah penting untuk dilakukan adalah menerapkan protokol kesehatan dengan tertib selama beraktivitas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement