REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG – Dua akademisi mendaftarkan diri sebagai bakal calon (Balon) rektor Universitas Lampung (Unila) periode 2023-2027 menggantikan rektor lama Prof Karomani yang tersangkut kasus suap di KPK. Berkas pendaftar diterima panitia Pemilihan Rektor (Pilrek), Rabu (23/11/2022).
Kedua akademisi balon rektor Unila tersebut yakni Prof Dr Ir Murhadi M Si, sekarang menjabat wakil Rektor Bidang Akademik Unila, dan Dr Nairobi SE MSi, dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unila.
Kedua kandidat rektor tersebut sebelumnya melakukan pemeriksaan kesehatan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Lampung bersama tujuh kandidat lainnya.
Berkas kedua balon tersebut diterima panitia Pilrek Unila Chandra Perbawati di ruang senat lantai 3 Rektorat Unila. Panitia memeriksa berkas pendaftaran. Hasil penetapan balon rektor akan disampaikan pada rapat Senat Unila pada 6 Desember 2022.
“Saat ini proses Pilrek Unila berada pada tahap penjaringan balon rektor pada 16-29 November 2022,” kata Chandra Perbawati dalam keterangan pers Humas Unila yang diterima, Kamis (24/11/2022).
Dia menyampaikan, setelah penjaringan balon, panitia Pilrek Unila 2023-2027 akan melakukan proses seleksi administrasi pada 25-30 November 2022, dan hasilnya diserahkan pada rapat Senat Unila pada 5 Desember 2022, selanjutnya diumumkan pada keesokanharinya.
Sebelumnya, tujuh balon rektor Unila menjalani serangkaian tes kesehatan di RSUD Abdul Moelek pada Selasa (22/11/2022).
Tujuh balon rektor tersebut yakni Murhadi, Nairobi, Suharso, Lusmeilia Afriani, Ayi Ahadiat, Hamzah, dan Marselina.
Sedangkan seorang balon lagi Asep Sukohar tidak hadir karena menjalani persidangan kasus hukum Prof Karomani, rektor Unila sebelumnya.
Tahapan pemeriksaan kesehatan ini wajib diikuti kandidat untuk mendeteksi kondisi kesehatan calon rektor sejak awal dan riwayat penyakitnya masing-masing. Hasil pemeriksaan ini sebagai pertimbangan panitia seleksi pada tahap selanjutnya.
Tim Dokter RSUD Abdul Moeloek Lampung, dr Fajar Yuwanto, mengatakan rangkaian tes kesehatan ini diharuskan untuk tidur yang cukup, berpuasa kurang sekira 10 jam, tidak mengkonsumsi kopi, dan tidak beraktivitas berat.
Tes kesehatan ini diantaranya, wawancara singkat mengenai riwayat penyakit kandidat, pemeriksaan tekanan darah, urat nadi, pengukuran tinggi dan berat badan, screening jantung, dan pemeriksaan rekam jantung, serta pengambilan sampel darah dan tes urine.
“Para kandidat menjalani pemeriksaan lanjutan seperti treadmill, THT, mata, gigi, dan neurologi. Secara total ada delapan tese kesehatan yang harus dijalani calon rektor,” kata Fajar.