REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Pelatih Kamerun Rigobert Song mengatakan timnya telah dihukum karena tidak cukup klinis. Karl Toko Ekambi dan Eric-Maxim Choupo-Moting bersalah karena menyia-nyiakan peluang bagus di babak pertama menghadapi Swiss di matchday pertama Grup G Piala Dunia 2022 Qatar di Stadion Al Janoub, Kamis (24/11/2022) sore WIB.
"Umumnya dalam sepak bola, ketika Anda mendominasi, Anda harus mencetak gol," kata Song dalam konferensi pers pasca pertandingan, dikutip dari RTE, Kamis (24/11/2022).
Kamerun mendominasi permainan di babak pertama dengan banyak tekanan yang mereka berikan ke lini pertahanan Swiss. Beberapa peluang emas dimiliki Kamerun saat mereka mengepung Swiss di area pertahanan. "Ya, kami memiliki lebih banyak peluang daripada yang mereka lakukan (di babak pertama) tetapi kami tidak memiliki sentuhan akhir itu. Itulah yang membuat perbedaan," ujarnya.
"Kami menunjukkan bahwa kami lapar akan kemenangan, tetapi gol tidak datang begitu saja. Kami memainkan sepak bola tingkat tinggi di sini, tidak ada santai-santai di lapangan. Anda dapat memonopoli penguasaan bola, dan setiap peluang seharusnya diperhitungkan," kata dia menambahkan.
Dengan kekalahan itu, artinya Kamerun kini telah kalah delapan kali berturut-turut di putaran final Piala Dunia, dan menghadapi rute sulit ke fase sistem gugur dengan pertandingan melawan Serbia dan Brasil yang akan datang. Namun Song mengaku masih optimistis untuk bisa bicara banyak di Piala Dunia.
"Kami tidak kehilangan harapan, kami masih memiliki dua pertandingan untuk dimainkan. Semua sistem berjalan sekarang. Kami masih memiliki harapan itu. Saya yakin pertandingan berikutnya akan berbeda," kata mantan bek Liverpool dan West Ham itu.