REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Orang Jepang suka makan ramen.Kaldu ramen menjadi kunci dari rasa paling menonjol ketika menikmati hidangan ramen.
Namun, ada kalanya kaldu ramen masih tersisa di mangkok. Tidak semua orang menghabiskan kaldunya ketika mie dan toping ramen sudah selesai disantap. Alhasil, biasanya ada sisa-sisa kaldu ramen yang tersisa di mangkok.
Apakah sisa kaldu ramen menjadi sampah? Ternyata tidak.
Ada sebuah perusahaan di Jepang yang mengubah sisa kaldu ramen menjadi bahan bakar. Perusahaan itu adalah Nishida Logistics.
Dilansir dari Japan Today, Jumat (25/11/2022), sekarang bahan bakar yang bersumber dari ramen digunakan untuk menggerakkan gerbong di salah satu jalur kereta paling indah di Jepang, Kereta Api Takachiho Amaterasu di Kyushu.
Kereta Api Takachiho Amaterasu, di Prefektur Miyazaki, memiliki dua gerbong terbuka yang berjalan di sepanjang bagian bekas rute Kereta Api Takachiho. Gerbong ini memberikan pemandangan yang indah bagi wisatawan.
Masumi Nishida adalah ketua Nishida Logistics, mengatakan sekitar 10 tahun yang lalu, Nishida berbicara dengan salah satu kliennya, pemilik restoran yang khusus menyajikan ramen tonkotsu (kaldu babi). Ini adalah jenis kaldu favorit di Fukuoka.
Ketika pemiliknya memberi tahu Nishida tentang biaya untuk membayar perusahaan pembuangan limbah untuk mengurus sisa kaldu ramen yang tidak diminum pelanggan, Nishida mulai bertanya-tanya apakah kaldu bisa digunakan untuk membuat biodiesel.
Jadi, Nishida Logistics memasang peralatan di restoran tempat sisa kaldu ramen dapat dibuang. Peralatan ini berfungsi untuk memisahkan kandungan lemak babi, yang kemudian dapat digunakan untuk membuat bahan bakar biodiesel.
Bahan bakar yang berasal dari ramen dicampur dengan biodiesel yang terbuat dari minyak goreng tempura bekas. Campuran biodiesel berbasis makanan Jepang sekarang menggerakkan sekitar setengah dari armada perusahaan yang terdiri dari 170 truk.
Nishida Logistics sejak itu mulai membuat biodiesel ramen/tempura tersedia secara komersial untuk perusahaan lain. Sejak pada bulan Agustus Kereta Api Takachiho Amaterasu menjadi salah satu pelanggan mereka.
Sejauh ini, peralihan dari diesel biasa yang sebelumnya digunakan kereta api berjalan mulus. Tidak ada laporan masalah mekanis akibat peralihan tersebut. Biodiesel baru menghasilkan lebih sedikit asap, membuat penumpang lebih menikmati pemandangan alam pegunungan. Bahkan, knalpot yang dihasilkan beraroma seperti nasi goreng atau ramen yang sedang dimasak.