REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Universitas Ahmad Dahlan (UAD) menduduki peringkat pertama nasional sebagai penerima Program Intensif Pengabdian Terintegrasi dengan MBKM Berbasis Indikator Kinerja Utama (IKU) bagi perguruan tinggi swasta (PTS) 2022. Program ini sendiri diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kemendikbudristek.
Program tersebut ditujukan untuk mengakselerasi pelaksanaan pengabdian masyarakat di TPS. Yang mana, diintegrasikan dengan pembelajaran kolaboratif dan partisipatif mahasiswa melalui skema kemasyarakatan.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UAD, Anton Yudhana mengatakan, UAD menduduki peringkat teratas dengan mendapatkan nilai tertinggi dari 50 PTS lainnya di Indonesia. UAD sendiri sendiri mendapatkan skor sebesar 117,80.
Menurut Anton, capaian tersebut merupakan bentuk pengakuan dari Kemendikbudristek terhadap kinerja pengabdian masyarakat (Abdimas) UAD. Selain itu, katanya, juga sekaligus menjadi hadiah untuk UAD menuju miladnya yang ke-62.
"Hal ini juga mendorong seluruh pimpinan universitas, dosen, dan LPPM untuk semakin terprogram dalam pengabdian masyarakat," kata Anton dalam keterangan resmi UAD, Jumat (25/11).
Dalam penilaian yang dilakukan Kemendikbudristek dalam program itu, ada dua indikator yang menjadi tolak ukur. Mulai dari capaian IKU berdasarkan hasil penilaian verval dari Pangkalan Data Pendidikan Tinggi (PDDikti), dan kinerja pengabdian masyarakat.
Dalam hal ini, UAD sendiri mendapatkan skor IKU sebesar 49,00. Sementara, untuk skor capaian kinerja pengabdian masyarakat, UAD mendapatkan skor sebesar 221,00. "Keduanya sukses menempatkan UAD menjadi PTS dengan perolehan insentif terbesar se-Indonesia," ujarnya.
Dengan capaian tersebut, pihaknya berkomitmen untuk terus memberikan sumbangsih terhadap penyelesaian permasalahan yang ada melalui berbagai kegiatan pengabdian masyarakat. Kolaborasi antara civitas akademik di UAD pun, katanya, juga menjadi hal penting dalam mewujudkan hal tersebut.
"Kerja sama antara dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan diharapkan bisa solid untuk mewujudkan UAD yang benar-benar memiliki tempat di masyarakat," jelas Anton.
Selain itu, Anton juga berharap dari kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan, dapat diteruskan atau bersifat multi tahun.
Dengan kata lain, tidak hanya selesai dalam sekali dua kali kegiatan, namun proyeknya diharapkan dapat berkelanjutan untuk kebermanfaatan bagi masyarakat luas."Peringkat satu ini semakin menyemangati kami untuk melakukan kegiatan pengabdian yang lebih besar cakupannya, yaitu internasional," tambah Anton.