REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahukah Anda tekanan darah tinggi, diabetes, dan beberapa penyakit jantung dapat menyebabkan penyakit ginjal kronis? Dalam studi Pan-India baru yang dilakukan oleh Perhimpunan Nefrologi India, hasil tahap pertama mengklaim bahwa setidaknya 30 persen orang yang menderita diabetes dan tekanan darah juga terdeteksi dengan penyakit ginjal kronis.
Penyakit ini memiliki kondisi awal yang sulit dideteksi. Namun, akhirnya berubah menjadi fatal dengan gagal ginjal bertahap.
Direktur utama Nefrologi dan transplantasi ginjal di Rumah Sakit Fortis, Dr Sanjeev Gulati, yang melakukan penelitian bersama dengan banyak pakar lainnya mengungkapkan bahwa studi nasional berlangsung di kota tingkat 1 dan 2 . Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari populasi sekitar 2,5 lakh (250 ribu) pasien di fase berikutnya.
Hasil penelitian tahap pertama dihasilkan setelah mengamati sekitar 1,5 lakh (150 ribu) pasien. Dokter menjelaskan bahwa tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menemukan penyebab utama prevalensi penyakit ginjal kronis
Menurut Dr Gulati, ada lima tahap yang diketahui dari kondisi medis dan pasien sering datang berobat ketika penyakitnya sudah mencapai tahap keempat atau tahap terakhir. Dia berbicara tentang studi sebelumnya yang dilakukan pada tahun 1999 pada lima penyakit ginjal kronis yang menyarankan diabetes menjadi akar penyebab bagi pasien yang datang untuk cuci darah.
“Saat orang beralih ke dokter karena hipertensi, dan diabetes, kami ingin melihat prevalensi penyakit ginjal kronis pada subkelompok pasien ini,” ujarnya seperti dilansir dari laman News18, Jumat (25/11/2022).
Sembari membicarakan hasil studi nasional tahap pertama, dokter melanjutkan, “Pada segmen masyarakat yang datang ke dokter, 30 persen di antaranya mengidap mikroalbuminuria atau proteinuria, yang merupakan tanda awal penyakit ginjal," ujarnya.
Salah satu penyebabnya adalah diabetes, diikuti tekanan darah, kedua penyakit gaya hidup.” Dia membandingkan studi terbaru dengan yang serupa yang dilakukan sebelumnya. Dia menekankan, angkanya hanya 15 persen, 10 persen atau maksimal 18 persen, pada studi sebelumnya yang kini meningkat secara substansial hingga 30 persen pada studi terbaru.
Dr Gulati menyarankan bahwa praktisi medis harus mendorong orang untuk menjaga gula darah dan tekanan darah tetap terkendali karena ini adalah salah satu penyebab utama perkembangan penyakit ginjal kronis.
Selain itu, ahli juga menyoroti bahwa skrining dini dan diagnosis masalah adalah kunci untuk mengurangi kerusakan.