REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak Elon Musk mengambil alih Twitter, telah banyak drama yang terjadi. Misal, layanan Twitter Blue yang berdampak pada banyaknya peniru dan hoaks di plarform.
Di masa pemilikan Musk, dia mengklaim pencapaian terbaru, yaitu keterlibatan pengguna aktif telah bertambah. Meski begitu, sejumlah pengiklan telah minggat dari platform karena kehadiran Musk.
Dilansir Slash Gear, Sabtu (26/11/2022), setidaknya 50 dari 100 pengiklan teratas Twitter telah meninggalkan platform sejak Musk mengambil alih. Menurut Media Matters, pengiklan yang meninggalkan Twitter telah menghasilkan sekitar dua miliar dolar AS sejak tahun 2020, termasuk 750 juta dolar AS tahun lalu.
Media Matters memberikan daftar lengkap, tetapi nama-nama besar yang memberikan jaminan di platform adalah AT&T, Wells Fargo Banking, dan raksasa makanan cepat saji Yum! Brands. Seperti yang dilaporkan Forbes, setiap langkah yang diambil Musk menjadikan Twitter tidak seperti layanan komunikasi terbuka dan telah merugikan pengiklan, pendapatan, dan niat baik.
Ada berbagai alasan bagi pengiklan untuk meninggalkan Twitter. Namun, di antara yang paling serius adalah kegagalan centang biru. Ini sangat berdampak pada pengiklan karena munculnya banyak peniru dan hoaks.
Bagi pengiklan, manajemen Musk sangat bermasalah. Selama Twitter menolak menemui karyawannya di tengah jalan dan membuat komitmen serius untuk menindaklanjuti kekhawatiran pengiklan, kerugian lebih lanjut kemungkinan besar akan terjadi.