Rabu 30 Nov 2022 14:12 WIB

Tiga Mitos Keamanan Pesawat yang Dipercaya Banyak Orang

Banyak orang meyakini pemahaman yang keliru soal keamanan bepergian dengan pesawat.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Pramugari menawarkan minuman di pesawat (Ilustrasi). Pesawat dirancang untuk tahan terhadap kondisi sulit demi keamanan penerbangan.
Foto: Wikimedia
Pramugari menawarkan minuman di pesawat (Ilustrasi). Pesawat dirancang untuk tahan terhadap kondisi sulit demi keamanan penerbangan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Mantan pilot maskapai komersial di Inggris, Andre Viljoen, mengungkap beberapa kesalahpahaman seputar keselamatan penerbangan yang selama ini diyakini kebenarannya oleh banyak orang. Kesalahpahaman itu pada akhirnya memicu kekhawatiran berlebih saat melakukan perjalanan udara.

Dilansir The Sun, Rabu (30/11/2022), berikut beberapa kesalahpahaman yang dimaksud Viljoen.

Baca Juga

Mitos pertama: Turbulensi sebabkan pesawat jatuh

Turbulensi adalah kejadian umum saat bepergian saat melakukan perjalanan udara. Meskipun turbulensi bisa sangat menegangkan dan kadang-kadang sangat tidak menyenangkan, sangat kecil kemungkinannya turbulensi memicu pesawat jatuh.

Pesawat dirancang untuk tahan terhadap kondisi sulit, termasuk angin kencang dan sambaran petir. Situasi yang paling mungkin terjadi jika terjadi turbulensi pesawat adalah penumpang mengalami cedera ringan karena tidak sedang duduk dan tidak memakai sabuk pengaman saat kejadian.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement