REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aktivitas Tanpa Batas bukan sebatas tagline semata bagi layanan internet cepat IndiHome. Melainkan gerakan inklusivitas bagi semua komunitas, termasuk komunitas disabilitas yang tersebar di seluruh Indonesia.
Data dari Badan Pusat Statistik 2022, ada sekitar 17 juta jumlah penyandang disabilitas berada di usia produktif atau usia 15 tahun ke atas. Namun, baru sekitar 7,6 juta yang sudah bekerja.
Sebagai #InternetnyaIndonesia, IndiHome berperan aktif memberdayakan berbagai komunitas termasuk komunitas disabilitas yang ada di Indonesia. Bukan hanya klaim semata, namun kiprah IndiHome tersebut diakui oleh Firsty Ukhti Molyndi, seorang penyandang disabilitas asal Palembang.
Menurut Moly, internet sudah menjadi kebutuhan bagi penyandang disabilitas seperti dirinya. Apalagi ia kerap melihat teman-teman disabilitas khususnya di Panti Sosial Bina Daksa (PSBD) sudah piawai menggunakan internet.
"Dari situ saya terpatri untuk melek digital dan bisa memanfaatkan internet. Hingga sekarang sudah bisa berkarya sendiri melalui berbagai karya tulis dan mengikuti perkembangan dunia digital melalui internet dari IndiHome," kata Moly, sapaan akrabnya dalam rilis yang diterima Rabu (30/11/2022).
Hasilnya, meski memiliki keterbatasan fisik, namun semangat dan asanya sangat tinggi dalam menggapai mimpi. Terbukti belasan karya tulis Antologi sudah dihasilkan, seperti Antologi Matahari di Riak Musi, produksi Forum Lingkar Pena Palembang 2021 dan antologi Ibuku Berbeda terbitan Diva Press 2013.
Sarjana Akuntansi dari Universitas Terbuka 2015 tersebut mengaku sangat menyukai dunia tulis menulis dan IT sejak kecil. Hasil puluhan lomba karya tulis berhasil ia juarai, salah satunya terpilih sebagai Blogger Favorit IndiHome dalam IndiHome Blog Competition 2022 yang diselenggarakan dari bulan Juni-Juli 2022.
"Sangat tidak menyangka, sangat speechless. Pokoknya terima kasih banyak untuk IndiHome sudah menyelenggarakan acara ini yang sangat bermanfaat dalam meningkatkan kreativitas masyarakat Indonesia khususnya kami para penyandang disabilitas," ujar Moly.
Seperti halnya penyandang disabilitas lain di dunia, Moly berharap dapat merasakan manfaat internet lebih luas. Moly mencontohkan, saat ini di dunia luar sedang berkembang teknologi rumah pintar yang dapat digunakan oleh penyandang disabilitas daksa. Dengan teknologi tersebut dapat memberikan perintah benda-benda di rumah melalui suara.
Ada juga teknologi bio retina yang menggabungkan antara kecerdasan buatan, nano robotik, perangkat elektronik super mini dan jaringan internet. "Dengan teknologi ini penyandang disabilitas netra dan low vision dapat mudah mengenal wajah melalui ponsel pintar," tutur pengagum serial Korea tersebut.