REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) atau PKT berkomitmen meningkatkan kompetensi generasi muda di kawasan timur Indonesia. Hal ini ditunjukkan melalui kerja sama dengan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI), Kementerian Perindustrian (Kemendag) dalam pendidikan vokasi guna mendukung transformasi bisnis Perusahaan dalam menghadapi era Volatility, Uncertainly, Complexity dan Ambiguity (VUCA).
"Melalui program ini, Pupuk Kaltim memberi kesempatan putra-putri dari timur Indonesia mendapatkan pembekalan secara teori dan praktik di dunia industri, utamanya terkait instalasi maupun perbaikan peralatan kelistrikan dan proses pengelasan peralatan pabrik," ujar Direktur Keuangan dan Umum Pupuk Kaltim Qomaruzzaman dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (1/12/2022).
Qomaruzzaman menyampaikan perusahaan telah melepas 49 peserta program pendidikan vokasi setara Diploma 1 setelah menyelesaikan masa studi selama sembilan bulan hingga dinyatakan lulus dan kompeten. Pelepasan peserta program ditandai wisuda oleh Politeknik ATI Makassar.
Qomaruzzaman mengungkapkan para peserta berasal dari berbagai daerah di kawasan timur Indonesia, antara lain Kota Bontang, Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur (NTT). Seluruhnya terbagi dalam dua program studi, yakni Teknik Kelistrikan dan Instalasi serta Teknik Pengelasan.
"Program pendidikan vokasi digagas sebagai upaya mempersiapkan sumberdaya manusia yang andal dan terampil sesuai kebutuhan dunia industri, khususnya pengembangan kompetensi generasi muda di kawasan timur Indonesia agar siap masuk dalam dunia kerja," ucap Qomaruzzaman.
Dia berharap seluruh pengetahuan yang didapat selama pendidikan bisa menjadi bekal kompetensi para peserta untuk lebih siap memasuki dunia kerja, maupun berkontribusi dalam pembangunan di masing-masing daerah. Qomaruzzaman menilai budaya kerja positif yang selama ini dibina akan menjadi karakter diri para peserta, yang mana soft skill maupun sikap dan etos kerja merupakan hal penting yang wajib dimiliki dalam dunia kerja profesional.
"Pupuk Kaltim mengucapkan selamat atas pencapaian seluruh peserta pendidikan vokasi, semoga dengan kemampuan dan kompetensi yang dimiliki makin berdampak terhadap penguatan kapasitas SDM di wilayah timur Indonesia," tambah Qomaruzzaman.
Selain wisuda para peserta, Pupuk Kaltim turut melakukan penandatangan perpanjangan kesepakatan kerja sama (MoU) pendidikan vokasi bersama BPSDMI Kemenperin, sebagai dukungan lanjutan terhadap penguatan kapasitas SDM melalui penyiapan tenaga terampil sesuai kebutuhan kerja, khususnya bagi generasi muda di wilayah timur Indonesia.
“Melalu perpanjangan kerjasama ini, Pupuk Kaltim terus mendorong pendidikan vokasi berjalan berkesinambungan dengan cakupan wilayah yang lebih luas kedepannya," kata Qomaruzzaman.
Direktur Politeknik ATI Makassar Muhammad Basri, menyampaikan pengukuhan dan wisuda 49 peserta program vokasi di Pupuk Kaltim, merupakan bagian dari 209 peserta di wilayah timur Indonesia untuk periode 2022. Program ini terselenggara melalui kerjasama dunia industri dan pemerintah daerah, dengan Politeknik ATI Makassar. Para lulusan kali ini terdiri dari 25 peserta prodi Teknik Listrik dan Instalasi, serta 24 lulusan Prodi Teknik Pengelasan.
"Terima kasih atas kepercayaan Pupuk Kaltim dalam menjalin kerjasama program vokasi industri setara D1 ini, mudah-mudahan kerjasama berlanjut terus untuk program studi yang relevan dengan bidang kami," ucap Basri.
Koordinator Program Vokasi Diploma 1 dan 2 BPSDMI Mursiti, mengatakan program vokasi industri setara D1 merupakan program BPSDMI yang bertujuan untuk menyediakan SDM industri yang kompeten, sebagai satu faktor penting dalam mendukung kinerja sektor industri.
Selain itu, program ini juga bagian dari Corporate University (CorpU) BPSDMI Kementerian Perindustrian. Dimana Politeknik di bawah naungan Kemenperin menjadi penyelenggarakan pendidikan dual system dengan Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM) learning model berstandar global, dan memiliki misi mengembangkan kelas industri.
"Program ini diselenggarakan sebagai wujud nyata dari kerja sama antara pemerintah, institusi pendidikan dan dunia industri. Program ini diharap akan memperkecil competency gap antara dunia industri dengan dunia pendidikan," kata Mursiti.