Jumat 02 Dec 2022 19:17 WIB

Peluncuran Pendarat Bulan Milik Jepang Ditunda Lagi

Peluncuran pendarat Jepang tertunda karena masalah roket SpaceX.

Rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi satelit mini yang sampai ke Bulan.
Foto: nasa
Ilustrasi satelit mini yang sampai ke Bulan.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Perusahaan dirgantara SpaceX baru saja mundur dari peluncuran pendarat bulan Jepang. Pendarat Hakuto-R, yang dibangun oleh perusahaan ispace yang berbasis di Tokyo, dan Lunar Flashlight cubesat NASA dijadwalkan untuk diluncurkan di atas roket SpaceX Falcon 9 dari Stasiun Angkasa Luar Angkasa Cape Canaveral pada Kamis (1/12/2022). Namun, jadwal ini meleset.

“Setelah inspeksi lebih lanjut dari kendaraan peluncuran dan peninjauan data, kami mundur dari peluncuran HAKUTO-R Mission 1 @ispace_inc besok (Kamis, 1 Desember 2022). Tanggal peluncuran target baru akan dibagikan setelah dikonfirmasi,” SpaceX mengumumkan melalui Twitter pada Rabu (30/11/2022) malam, dilansir dari Jumat (2/12/2022).

Baca Juga

Ini adalah penundaan kedua untuk misi tersebut. Pendarat seharusnya diluncurkan Rabu (30/11/2022) pagi. Namun, SpaceX menundanya sehari “untuk memungkinkan pembayaran pra-penerbangan tambahan.”

Falcon 9 yang dijadwalkan untuk meluncurkan Misi 1 ispace adalah roket yang telah digunakan empat penerbangan sebelumnya.

Misi 1 adalah uji terbang untuk ispace. Misi ini ingin melihat bagaimana kinerja Hakuto-R di luar angkasa dan di permukaan bulan.

Setelah lepas landas, pendarat akan memulai perjalanan kira-kira empat bulan ke bulan. Jika Hakuto-R berhasil mendarat di Bumi, itu akan menjadi sejarah baru. Hingga saat ini, hanya badan antariksa Amerika Serikat, China, dan Uni Soviet yang telah mencapai pendaratan lunak di permukaan bulan.

Jika pendaratan itu sukses juga akan memungkinkan Uni Emirat Arab membuat sejarahnya sendiri. Penjelajah bulan pertama negara itu, robot seberat 22 pon (10 kilogram) bernama Rashid, akan dikerahkan dari Hakuto-R dan mempelajari lingkungan Bulan selama sekitar 14 hari Bumi.

NASA juga memiliki andil dalam penerbangan yang akan datang. Lunar Flashlight seukuran tas badan dirancang untuk berburu es air di dekat kutub selatan bulan. Di kutub selatan, NASA berencana membangun pangkalan bulan melalui program Artemis.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement