REPUBLIKA.CO.ID, AL RAYYAN -- Sejumlah pihak bereaksi terkait situasi Son Heung-min. Salah satunya Dele Alli.
Son baru saja meloloskan Korea Selatan (Korsel) ke babak 16 besar Piala Dunia 2022. Skuad polesan Paulo Bento finis di posisi kedua Grup H. Pada partai terakhir fase penyisihan, Ksatria Taegeuk mengalahkan Portugal 2-1 di Education City Stadium, Al Rayyan, Jumat (2/12/2022) malam WIB.
Hasil demikian membuat Uruguay tersingkir. La Celeste unggul 2-0 atas Ghana di pertandingan lain. Hingga menit-menit terakhir, wakil Amerika Selatan itu masih di atas angin. Namun ketika Korsel berjaya di injury time, semuanya berubah.
Setelah pertandingan, Son berpelukan dengan sejumlah kompatriotnya. Mantan rekan setimnya di Tottenham Hotspur, Dele Alli, mengabadikan momen itu di Instagramnya.
"Sangat berbahagia untukmu, saudaraku," demikian tulisan di cerita IG, Alli, dikutip dari tbrfootball.com, Sabtu (3/12/2022).
Lawan tangguh menanti Korsel. Selanjutnya anak asuh Bento bertemu Brasil. Duel tersebut berlangsung di Stadium 974-Ras Abu Aboud, Selasa (6/12/2022) dini hari WIB.
Son dkk tetap berpeluang menjadi pemenang. Namun ia enggan sesumbar. Lawan yang mereka hadapi berada di peringkat teratas FIFA.
"Sejujurnya sulit untuk membuat janji tentang seberapa jauh kami bisa melangkah. Tentu saja, saya dapat mengatakan kami ingin memenangkan Piala Dunia, tetapi yang paling penting adalah memberikan yang terbaik di setiap pertandingan, dan hasilnya akan mengikuti," ujar pesepak bola 30 tahun itu dikutip dari world.kbs.co.kr.
Banyak kejutan terjadi dalam sepak bola. Secara khusus di Piala Dunia kali ini. Beberapa tim raksasa bertumbangan.
Jepang menyingkirkan Jerman. Samurai Biru bahkan bisa mengalahkan Spanyol. Namun La Roja tetap melaju.
Australia mampu berbicara banyak. The Socceroos menyingkirkan Denmark dan Tunisia. Ini membuktikan perbedaan level, sangat tipis.
Itu belum terhitung fakta Arab Saudi mengalahkan Argentina, meski pada akhirnya wakil Asia itu gagal lolos. Di era sepak bola modern, tim Eropa dan Amerika Selatan tak lagi benar-benar mendominasi dalam sebuah pertandingan tunggal.