REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG- Sejumlah mahasiswa internasional dari berbagai negara antusias belajar tentang kerajinan atau kriya dan budaya Sunda yang digelar oleh kampus Institut Teknologi Nasional (Itenas) pada akhir pekan kemarin. Mereka dikenalkan kerajinan Sunda yaitu boboko atau bakul tempat mencuci beras atau menyimpan nasi.
Dosen Itenas Jamaludin mengatakan kegiatan memperkenalkan budaya Sunda kepada mahasiswa internasional di Bandung Raya dalam rangka promosi budaya lokal. Selain itu memberikan wadah bagi mereka untuk membangun jejaring. "Kami ingin mempromosikan budaya lokal khususnya budaya Sunda kepada mahasiswa internasional di Bandung," ujarnya Senin (5/12/2022).
Selain itu, ia menuturkan mereka diharapkan dapat terbangun kepekaan sosial terhadap budaya di Kota Bandung. Tidak hanya mahasiswa internasional, terdapat mahasiswa asal Indonesia di sejumlah kampus yang mengikuti kegiatan. "Kita ingin menumbuhkan engagement sosial dan budaya mereka di Bandung Raya sebagai bagian membangun soft diplomasi," katanya.
Jamaludin melanjutkan kegiatan memperkenalkan budaya Sunda kepada mahasiswa internasional bagian dari program Building Relationships, Intercultural Dialogue, and Global Engagement (BRIDGE) Exploration of Sundanese Culture. Kegiatan tersebut pun dilaksanakan oleh belasan kampus lainnya.
Ia mengatakan kampus yang terlibat diantaranya ITB, Unpad, Telkom University, Universitas Maranatha, Unpar, Universitas Widyatama, UPI, Polban. Mahasiswa internasional yang terlibat dari Jerman, Rwanda, Jepang, Korea, India, Saudi Arabia, Kazakhstan, Gambia, Filipina, Malagasy, Timor Leste, China, Malaysia, Thailand, Afghanistan, Mesir, Uzbekistan, Rusia, Tajikistan, dan Ghana.
Kepala Konsorsium Kantor Urusan Internasional Itenas Dyah Asri mengatakan kegiatan dilakukan bekerja sama Konsorsium Kantor Urusan Internasional Bandung untuk mengadakan berbagi sumber daya yang dimiliki oleh masing-masing perguruan tinggi. “Melalui program BRIDGE diharapkan dapat memberi dampak positif baik untuk mahasiswa maupun perguruan tinggi seperti bertambahnya jumlah mahasiswa asing," katanya.