REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pusat Pencegahan Pengendalian Penyakit (CDC) menganjurkan masyarakat tetap memakai masker guna membantu mengurangi penyebaran penyakit pernapasan musim ini. Virus Covid, flu, dan RSV beredar pada waktu yang bersamaan. Direktur CDC Dr Rochelle Walensky, mengatakan bahwa memakai masker menjadi salah satu upaya menghindari infeksi berbagau virus pernapasan selama musim liburan nanti.
“Kami juga mendorong untuk memakai masker berkualitas tinggi yang pas untuk mencegah penyebaran penyakit pernapasan,” kata Walensky, seperti dikutip dari CNBC, Rabu (7/12/2022).
Walensky mengatakan bahwa orang yang tinggal di daerah dengan tingkat penularan Covid tinggi juga harus mempertimbangkan penggunaan masker. Direktur CDC mengatakan, pihaknya sedang mempertimbangkan untuk memperluas sistem tingkat komunitas Covid untuk memperhitungkan virus pernapasan lainnya seperti flu.
Sistem tersebut menjadi dasar ketika CDC menyarankan masyarakat untuk memakai masker. Namun, Walensky mendorong orang untuk mengambil tindakan proaktif.
“Seseorang tidak perlu menunggu tindakan CDC untuk memakai masker,” kata Walensky.
CDC akan mendorong semua tindakan pencegahan, seperti protokol kesehatan mencuci tangan, tinggal di rumah saat sakit, menggunakan masker, meningkatkan ventilasi selama musim virus pernapasan, tetapi terutama di area dengan tingkat komunitas Covid-19 yang tinggi. Sekitar 5 persen populasi AS tinggal di daerah di mana CDC secara resmi merekomendasikan masker karena tingkat Covid yang tinggi. CDC terus merekomendasikan penggunaan masker bagi siapa saja yang bepergian dengan pesawat, kereta api, bus, atau bentuk transportasi umum lainnya.
Orang dengan sistem kekebalan lemah dan mereka yang menghadapi risiko tinggi penyakit parah, juga harus mempertimbangkan untuk memakai masker. Walensky sangat mendorong semua orang yang memenuhi syarat untuk menerima suntikan flu dan booster Covid.
Cakupan vaksinasi flu tertinggal untuk kelompok berisiko yaitu anak di bawah usia 5 tahun, wanita hamil, dan lansia berisiko, dibandingkan dengan tahun lalu. Sementara itu, tidak ada vaksin untuk RSV.
“Saya ingin menekankan bahwa vaksin flu dapat menyelamatkan nyawa dan yang terpenting, masih ada waktu untuk mendapatkan vaksinasi agar terlindungi dari flu musim ini dan potensi konsekuensi seriusnya,” kata Walensky.
Flu telah tiba lebih awal dan menghantam keras AS dengan rawat inap pada satu dekade tertinggi untuk sepanjang tahun ini. Lebih dari 8,7 juta orang jatuh sakit, 78 ribu dirawat di rumah sakit, dan 4.500 orang meninggal akibat flu musim ini, menurut data CDC. Sebanyak 14 anak telah meninggal karena flu musim ini.
Lebih dari 19 ribu orang dirawat di rumah sakit karena flu selama pekan yang berakhir 26 November, hampir dua kali lipat dari pekan sebelumnya, menurut data CDC. Orang yang dirawat di rumah sakit karena Covid juga meningkat 27 persen selama pekan yang berakhir 2 Desember, menurut data CDC.
Virus pernapasan syncytial, atau RSV, juga menyerang anak-anak sampai dirawat di rumah sakit pada tingkat yang lebih tinggi daripada tahun-tahun sebelumnya. Walensky mengatakan RSV tampaknya telah memuncak di Tenggara dan mungkin mendatar di Atlantik Tengah, meskipun sirkulasi virus tetap tinggi di sebagian besar negara.
Walensky menambahkan sekarang dunia menghadapi gelombang penyakit lainnya. Namun, sering kali angka keparahan dan kematian dapat dicegah. Dia juga berterimakasih kepada petugas kesehatan atas layanan selama gelombang penyakit berulang yang mereka hadapi sejak pandemi Covid dimulai.
Dr Sandra Fryhofer, ketua dewan Asosiasi Medis Amerika, mengatakan peredaran Covid, flu, dan RSV pada saat yang sama adalah badai yang sempurna untuk musim liburan yang mengerikan. Fryhofer mengatakan dia memahami banyak orang yang jengah menerima suntikan Covid berulang kali, tetapi mendapatkan vaksinasi adalah cara terbaik untuk menghindari jatuh sakit selama liburan.
“Anda bisa benar-benar sakit tahun ini dan merusak perayaan liburan Anda jika Anda tidak divaksinasi,” kata Fryhofer melalui sambungan telepon.
Bulan lalu, Asosiasi Rumah Sakit Anak dan American Academy of Pediatrics, meminta pemerintahan untuk mengumumkan keadaan darurat kesehatan masyarakat sebagai tanggapan atas lonjakan rawat inap anak akibat RSV dan flu.