Kamis 08 Dec 2022 09:34 WIB

Widya Robotics Raih Penghargaan Rintisan Teknologi Industri 2022

Teknologi Widya Load Scanner dapat membuat proses penghitungan menjadi lebih cepat.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia bersama Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) menyelenggarakan Penghargaan Rintisan Teknologi Industri (RINTEK).
Foto: istimewa
Kementerian Perindustrian Republik Indonesia bersama Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) menyelenggarakan Penghargaan Rintisan Teknologi Industri (RINTEK).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Perindustrian Republik Indonesia bersama Badan Standarisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) menyelenggarakan Penghargaan Rintisan Teknologi Industri (RINTEK). Dalam acara ini, Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian Dody Widodo mewakili Menteri Perindustrian memberikan sambutan pada Penganugerahan Penghargaan RINTEK Tahun 2022 di Gedung Kementerian Perindustrian, Jakarta,  Selasa (6/12/2022).

Kementerian Perindustrian melalui penghargaan ini berupaya mendorong pelaku industri nasional yang telah menghasilkan rintisan teknologi dalam rangka mengembangkan proses bisnisnya dan menjunjung tinggi nilai kemandirian nasional.

Baca Juga

Perusahaan-perusahaan yang menerima penghargaan ini telah melalui proses seleksi yang sangat ketat. Dari proses pengumpulan proposal teknologi hingga presentasi yang dinilai oleh juri.

PT Widya Inovasi Indonesia atau Widya Robotics menjadi satu perusahaan yang menerima penghargaan untuk kategori rintisan teknologi ini, bersama perusahan-perusahaan lain seperti Petrokimia Gresik, Indocement, Pupuk Kaltim, dan masih banyak lagi dengan karya inovasi teknologi terbaik di Indonesia.

Widya Robotics yang merupakan perusahaan teknologi yang bergerak dalam pengembangan Artificial Intelligence (AI), Automation, and Robotics mengusung Widya Load Scanner sebagai solusi penghitung muatan truk dengan teknologi LiDAR.

Alat ini dihadirkan guna menjawab kebutuhan di sektor konstruksi dan pertambangan. Di sektor konstruksi maupun tambang, saat ini dalam proses penghitungan muatan truk masih menggunakan cara konvensional yang keakuratannya masih kurang dan membutuh waktu yang relatif lama. Namun dengan menggunakan teknologi Widya Load Scanner dapat membuat proses penghitungan menjadi lebih cepat dan akurat.

Cara mengoperasikan Widya Load Scanner cukup simpel. Truk berisi material berhenti sejenak di bawah alat ini. Kemudian LiDAR sebagai sensor utama akan melakukan scanning pada permukaan bidang dari material atau objek muatan truk yang diukur. Hasil dari penghitungan volume pada muatan truk tersebut dapat langsung dilihat pada dashboard. 

Pada permukaan volume material yang datar, Widya Load Scanner memiliki tingkat keakuratan yang mencapai 98,5%. Hal tersebut tentunya dapat mengurangi kesalahan dalam pengukuran volume material. Ketepatan dalam pengukuran tersebut juga dapat membuat manajemen material lebih terkontrol sesuai dengan perencanaan.

Selain itu, dengan data yang tercatat secara realtime, perusahaan dapat mencegah terjadinya kecurangan dalam proses perhitungan muatan konstruksi. Alat ini juga mudah untuk digunakan karena di desain lebih fleksibel untuk dipindahkan dan dibawa ke berbagai lokasi industri.

Dalam acara ini tersebut, Alwy Herfian Satriatama selaku CEO dari Widya Robotics menuturkan bahwa, “Sebagai bagian dari acara penghargaan ini, tentunyaWidya Robotics ingin terus dapat berkontribusi dalam meningkatkan daya saingindustri dalam negeri. Dalam upaya meningkatkan efisiensi aktivitas produksi di bidang industri, Widya Robotics ingin melakukan akselerasi serta transformasi dari konvensional ke digital. “

Terkait kehandalannya sudah tidak perlu diragukan lagi, Widya Load Scanner sejak akhir tahun 2021 sudah diuji dan siap untuk diproduksi secara massal. Bahkan alat ini sudah pernah digunakan di perusahaan BUMN pada proyek konstruksi. Kedepannya, diharapkan dengan solusi-solusi yang dikembangkan dapat membantu memberikan solusi dari masalah-masalah industri di Indonesia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement