REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Vahid Halihodzic salah satu sosok yang berperan penting meloloskan Maroko ke Piala Dunia 2022. Kini ia berbicara tentang sepak terjang eks pasukannya di Qatar.
Sebelum Walid Regragui datang, the Atlas Lions dilatih oleh Halihodzic. Pria Bosnia and Herzegovina itu membuat Achraf Hakimi dan rekan-rekan tampil impresif selama kualifikasi. Sayang, tiga bulan sebelum bertarung di putaran final, ia dipecat.
Kini wakil Afrika itu dalam sorotan. Maroko baru saja meraih tiket babak delapan besar. Romain Saiss dan rekan-rekan menyingkirkan Spanyol.
Dalam wawancara dengan So Foot, Halihodzic mengeluarkan uneg-unegnya. Ia merasa telah memberikan segalanya demi mengembangkan kualitas the Atlas Lions. Selama tiga tahun ia bermimpi berada di Piala Dunia 2022.
Harapannya tak menjadi nyata. Halihodzic dikritik karena tidak memilih beberapa pemain lokal. Ia juga enggan memanggil Hakim Ziyech dalam kualifikasi.
Ia menceritakan bagaimana dirinya membentuk timnas Maroko yang solid. Ketika pertama kali datang ke negara baru, jelas ia tidak mengenal semua pemain bagus di situ. Ia harus mencari satu per satu secara mendetail.
"Berapa banyak kaset yang saya tonton di Maroko? Setidaknya ada seribu. Saya memberharui 80 persen tim. Kami harus menemukan mereka, pemain yang bisa bermain untuk timnas," kata Halihodzic, dikutip dari sport.optus.com.au, Kamis (8/12/2022).
Menurutnya, hasil di lapangan menentukan kredibilitas seorang pelatih. Selama kualifikasi menuju Qatar, the Atlas Lions meraih tujuh kemenangan dan satu hasil imbang. Youssef En-Nesyri dkk rata-rata mencetak tiga gol per pertandingan.
Selama berproses, ia mengaku sering mendengar kampanye negatif. Itu berpotensi menciptakan permusuhan antara penduduk lokal dengan orang Maroko di luar negeri. Bahwa ia dinilai enggan memakai pemain dari liga domestik.
"Tekanan dari federasi sudah berlangsung lama. Mereka ingin saya mengambil tiga-empat pemain (lokal), sementara tim telah mencapai hasil positif tanpa mereka," ujar Halihodzic.
Ia tidak menyerah. Ia memilih pemain berdasarkan kualitas. Kenyataannya banyak pesepak bola Maroko yang sebelumnya tinggal di luar negeri, lebih mumpuni di lapangan.
"Beberapa sempat menolak bermain untuk Maroko, karena mereka lebih suka membela Spanyol, Italia atau Prancis. Setelah itu mereka berubah pikiran saat ada Piala Dunia," tutur Halihodzic.
Baca juga : Hakim Ziyech Dinilai Lebih Bahagia Bermain untuk Maroko daripada di Chelsea
Ia sudah membayangkan bakal melakukan sesuatu yang hebat bersama the Atlas Lions hasil racikannya, di Qatar. Namun kini juru taktik 70 tahun itu hanya menonton dari jauh. Sebelumnya, Halihodzic mengalami nasib serupa ketika menangani Pantai Gading (2010), dan Jepang (2018). Ia pernah membawa timnas Aljazair ke babak 16 besar Piala Dunia 2014.
Maroko lolos ke perempat final Piala Dunia 2022. The Atlas Lions akan berhadapan dengan Portugal di Al Thumama Stadium, Doha, Sabtu (10/12/2022) malam WIB.