REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Selain dikenal sebagai brand mobil mewah, Rolls-Royce juga merupakan produsen power system untuk pesawat. Oleh karena itu, brand Inggris tersebut pun selalu melakukan pengembangan di bidang aviasi.
Dikutip dari Techspot pada Jumat (9/12/2022), salah satu fokus pengembangan yang dilakukan oleh Rolls-Royce adalah dalam menghadirkan power system rendah emisi.
Hal itu pun dilakukan dengan mengembangkan mesin jet berbahan bakar hidrogen. Pengembangan itu sendiri dilakukan dengan melakukan konversi atas mesin Rolls-Royce AE 2100-A.
Lewat kerja sama dengan easyJet, pengembangan itu ditargetkan bisa mulai menghadirkan pesawat hindorgen pada 2030. Dengan begitu, Rolls-Royce bisa berperan dalam mencapai net-zero carbon emissions pada 2050.
Selain Rolls-Royce, teknologi hidrogen juga dipilih oleh Airbus untuk menghadirkan pesawat ramah lingkungan. Lewat pesawat A380 MSN 1, Airbus menargetkan untuk bisa mulai melakukan uji terbang pada 2025.
Di satu sisi, Boeing belum tertarik untuk melakukan pengembangan mesin pesawat hidrogen. Karena, Boeing menilai hidrogen memiliki kelemahan dari aspek kepadatan volume.
Hal itu membuat pesawat hidrogen harus memiliki ukuran yang lebih besar sehingga membuatnya jadi pesawat dengan energy per passenger mile yang lebih besar.