REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gelandang Inggris Declan Rice mengatakan Gareth Southgate harus tetap sebagai manajer meski mereka kalah 1-2 dari Prancis pada perempat final Piala Dunia 2022. Gol Prancis masing-masing diciptakan oleh Aurelien Tchouameni dan Olivier Giroud, sementara Harry Kane hanya memenangkan satu gol dari dua penalti yang didapatkan Inggris.
Rice mengatakan hasil itu sulit diterima, tapi menambahkan keyakinannya Inggris lebih baik meskipun kalah. Selain itu, menurutnya, keberhasilan the Three Lions tak lepas dari campur tangan Gareth Southgate. "Kami sudah sejauh ini. Itu penghargaan untuk manajer, semangat yang dia bawa ke tim ini, kebersamaan yang kami miliki," kata Rice dikutip dari Daily Star, Ahad (11/12/2022).
"Kami cukup percaya diri bahwa kami benar-benar bisa memenangkan turnamen ini dan itulah mentalitas yang tidak dimiliki Inggris selama bertahun-tahun. Saya pikir Anda melihatnya dalam penampilan kami malam ini," ujarnya.
Inggris mencapai semifinal Piala Dunia 2018 dan menjadi finalis Piala Eropa tahun lalu. "Saya pikir terkadang hal negatif di sekitar Inggris akan hilang begitu kami memenangkan sesuatu lagi. Saya pikir akan selalu ada tekanan pada kami, tetapi saya merasa itu mulai bergoyang seperti itu. Kami kembali ke tingkat di mana orang percaya pada kami, negara mendukung kami," terangnya.
Menurutnya, selama beberapa tahun tidak ada perasaan seperti itu sehingga ia mengatakan timnya sangat bangga dengan diri mereka sendiri sebagai sebuah grup. Tetapi ia menyadari harus melakukan lebih dari ini karena pada akhirnya di sepak bola penilaiannya adalah berdasarkan apa yang dimenangkan.
Rice mengatakan dia ingin Southgate tetap memimpin. "Saya harap dia bertahan. Ada banyak pembicaraan tentang itu. Saya pikir dia brilian untuk kami. Saya pikir ada banyak kritik yang tidak pantas. Saya pikir dia telah membawa kita sejauh ini, lebih jauh dari apa yang orang harapkan dan malam ini, dia mendapatkan segalanya," ujarnya.
Jika sesuai kontrak, masa tugas Southgate seharusnya berakhir pada 2024, selepas perhelatan Euro.