Senin 12 Dec 2022 11:35 WIB

Penonton Piala Dunia Mulai Pulang dari Qatar, Dokter Minta Waspadai Flu Unta

Flu unta merupakan penyakit pernapasan menular yang bisa mematikan.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Dwi Murdaningsih
 Turis menunggang unta yang dipimpin seorang pemandu di padang pasir kawasan Pantai Sealine di Doha, Qatar, Kamis (8/12/2022). Piala Dunia FIFA 2022 akan berlangsung mulai 20 November hingga 18 Desember 2022 di Qatar.
Foto: EPA-EFE/RUNGROJ YONGRIT
Turis menunggang unta yang dipimpin seorang pemandu di padang pasir kawasan Pantai Sealine di Doha, Qatar, Kamis (8/12/2022). Piala Dunia FIFA 2022 akan berlangsung mulai 20 November hingga 18 Desember 2022 di Qatar.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebagian penggemar sepak bola yang menonton langsung Piala Dunia 2022 di Qatar mulai berangsur pulang ke negara masing-masing, setelah tim sepak bola yang mereka dukung tersingkir. Di Inggris, para penggemar sepak bola yang baru kembali dari Qatar diminta untuk mewaspadai tanda atau gejala flu unta.

Flu unta atau sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS) merupakan penyakit pernapasan menular yang bisa mematikan. Bila dibandingkan dengan Covid-19, MERS jauh lebih mematikan karena lebih dari sepertiga orang yang terinfeksi mengalami kematian. Sedangkan angka kematian akibat Covid-19 di antara orang-orang yang terinfeksi adalah kurang dari empat persen.

Baca Juga

Dalam beberapa tahun ini, kasus kematian akibat MERS atau flu unta telah mencapai hampir 1.000 kasus. Tingginya jumlah penggemar sepak bola yang menyambangi Qatar selama penyelenggaraan Piala Dunia 2022 dan melakukan kontak dengan unta dinilai dapat memicu peningkatan kasus MERS.

"Klinisi dan tim kesehatan masyarakat perlu secara spesifik memberi peringatan mengenai kemungkinan MERS pada traveller yang baru kembali dari Piala Dunia," kata Health Security Agency (HSA) Inggris dalam pernyataan resminya, seperti dilansir The Sun.

HSA mengungkapkan bahwa warga Inggris secara umum memiliki risiko yang rendah untuk terpapar MERS. Hanya saja, sebagian warga mungkin memiliki risiko yang lebih besar bila mereka berkontak dengan faktor risiko MERS saat berkunjung ke Qatar, seperti hewan unta.

Seperti diketahui, menunggangi unta merupakan salah satu kegiatan populer di antara para wisatawan lokal dan mancanegara yang berkunjung ke Qatar. Sekawanan unta juga kerap berpatroli secara berkala di kawasan pejalan kaki pinggir laut dekat dengan Hotel Souq Al Wakra tempat tim sepak bola Inggris menginap.

"MERS bisa ditularkan dari kontak erat dengan unta atau dari mengonsumsi produk unta, seperti susu unta yang tak dipasteurisasi," ujar HSA.

Berkaitan dengan hal ini, para wisatawan yang berkunjung ke Qatar dianjurkan untuk tidak berkontak erat dengan unta. Langkah ini dinilai cukup efektif untuk menekan risiko terjadinya penularan MERS.

"Penyakit ini jauh lebih mematikan dibandingkan Covid-19 dengan tingkat kematian yang sangat tinggi, dan saat ini belum ada vaksin yang efektif (untuk penyakit tersebut)," lanjut Prof Paul Hunter dari University of East Anglia.

Selama periode April 2012 hingga Oktober 2022, telah ditemukan sekitar 2.600 kasus MERS di 12 negara Mediterania Timur dan Timur Tengah. Dari seluruh kasus tersebut, sebanyak 935 orang atau 36 persen orang yang terpapar MERS berujung pada kematian.

Sebagian orang yang terpapar MERS bisa tak mengalami gejala. Namun, sebagian lain bisa mengalami gejala seperti demam, diare, batuk, kesulitan bernapas, dan muntah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement