Senin 12 Dec 2022 14:24 WIB

Mahasiswa UMM Kaji Cara Atasi Wabah Udang

Mahasiswa UMM beri solusi terkait bakteri yang menyebabkan kematian pada udang

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Mahasiswa UMM beri solusi terkait bakteri yang menyebabkan kematian pada udang, (ilustrasi).
Foto: ANTARA/Harviyan Perdana Putra
Mahasiswa UMM beri solusi terkait bakteri yang menyebabkan kematian pada udang, (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) memberikan solusi terkait bakteri yang menyebabkan kematian hingga 100 persen. Penelitian yang dilakukan Annisa Salsabila, Alif Zidane Juni Wananda, Aufal Ahdi Robbani, Shafira Rahmania, Imroatin Hasana meraih juara favorit kelas presentasi di ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) kategori PKM Riset Eksakta.

Ketua tim Annisa Salsabila menjelaskan, penelitiannya berjudul "Teknologi Freeze Drying Bakteri Indiginus Usus Udang Vannamei guna Mempertahankan Viabilitas dan Upaya Preventif Wabah Acute Hepatopacreonic Necrosis Disease". Ide brilian itu muncul karena adanya wabah baru yaitu Acute Hepatopacreonic Necrosis Disease (AHPND). Wabah ini menyebabkan kematian hingga 100 persen pada budidaya udang, sayangnya masih banyak mengalami keterbatasan dalam penanggulangannya.

Baca Juga

Berdasarkan hal tersebut, timnya berinisiatif untuk menciptakan sebuah solusi. Salah satunya dengan menggunakan sebuah bakteri yang diisolasi dari saluran pencernaan udang. "Dan diawetkan dengan metode pengering dingin yaitu freeze dry," kata mahasiswa program studi akuakultur ini dalam pesan resmi yang diterima Republika.

Ia menyadari semua hal pasti memiliki permasalahan, tidak terkecuali timnya. Mereka sempat kesulitan dalam menentukan waktu penelitian karena sering berbenturan dengan perkuliahan. Selain materi penelitian, mereka juga fokus berlatih secara konsisten untuk presentasi.

Namun timnya akhirnya mampu menorehkan prestasi menjadi meraih juara favorit kelas presentasi. “Bahkan kami juga menyiapkan kostum agar lebih kompak dan serasi sehingga menarik perhatian para dewan juri,” katanya.

Perempuan disapa Caca dan tim ini bersyukur UMM selalu membantu di setiap proses pengerjaan PKM hingga PIMNAS. Ada proses monitoring dan evaluasi yang diadakan tiap minggu. Hal itu membuat mereka mengerti bagian mana yang kurang, dan bagian mana yang menjadi kekuatan.

Terakhir, Caca berharap kemenangan timnya mnejadi pelecut untuk meraih prestasi lainnya. Apalagi kompetisi ini merupakan ajang bergengsi dan dinanti para mahasiswa dari penjuru Indonesia. “Semoga di PIMNAS tahun depan, ada lebih banyak PKM yang bisa lolos PKM dan memenangkan juara. Saya yakin, banyak potensi dan kreativitas yang dimiliki oleh mahasiswa Kampus Putih,” kata dia menambahkan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement