Rabu 14 Dec 2022 05:05 WIB

Serangan Jantung Paling Mematikan Terjadinya Setelah Bangun Tidur

Serangan jantung mematikan kerap terjadi di pagi hari.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Reiny Dwinanda
Nyeri dada (ilustrasi). Nyeri dada merupakan salah satu gejala serangan jantung. Serangan jantung yang terjadi antara jam enam pagi hingga siang hari adalah yang paling mematikan.
Foto: www.freepik.com.
Nyeri dada (ilustrasi). Nyeri dada merupakan salah satu gejala serangan jantung. Serangan jantung yang terjadi antara jam enam pagi hingga siang hari adalah yang paling mematikan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ada banyak bukti bahwa ketidakteraturan ritme sirkadian tubuh (jam biologis tubuh) dapat menghambat kesehatan jantung. Serangan jantung, misalnya, diyakini lebih mematikan di pagi hari karena ketidakseimbangan zat kimia dalam tubuh.

Dalam sebuah studi dari Harvard Medical School, para peneliti menemukan bahwa serangan jantung yang menyerang di pagi hari dikaitkan dengan 20 persen lebih banyak jaringan jantung yang mati. Temuan studi tahun 2011 yang diterbitkan dalam jurnal Heart menunjukkan bahwa serangan jantung yang terjadi antara jam enam pagi hingga siang hari adalah yang paling mematikan.

Baca Juga

"Dalam penelitian kami, peristiwa yang terjadi di pagi hari dikaitkan dengan lebih banyak kerusakan. Keterkaitan tersebut bisa dibilang cukup kuat," kata penulis utama studi, Borja Ibanez, seperti dilansir laman Express, Selasa (13/12/2022).

Studi dari Harvard Medical School termasuk kajian pertama yang menarik hubungan kuat antara ritme sirkadian dan risiko serangan jantung. Kini, ada banyak studi lanjutan yang memperkuat temuan itu.

Pada 2020, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Trend in Endocrinology and Metabolism menunjukkan bahwa ketidakteraturan sistem sirkadian yang disebabkan oleh gaya hidup modern berdampak buruk pada fungsi kardiovaskuler. Diyakini bahwa di pagi hari, sistem sirkadian mengirimkan sel PAI-1 dalam jumlah yang lebih tinggi, yang mencegah pemecahan gumpalan darah. Semakin tinggi kadar sel PAI-1 dalam darah, semakin besar risiko pembentukan bekuan darah yang dapat menyebabkan serangan jantung.

Studi Harvard Medical School menetapkan bahwa pasien yang mengalami serangan jantung antara pukul enam pagi dan siang hari memiliki tingkat sel PAI-1 yang lebih tinggi dibandingkan dengan pasien yang mengalami serangan jantung di kemudian hari.

Profesor Srinath Reddy, ahli jantung, ahli epidemiologi, sekaligus presiden Public Health Foundation India, memperingatkan bahwa kebiasaan tertentu dapat memperburuk risiko ini. Jika seseorang memiliki beberapa faktor risiko koroner yang mendasarinya, tidak tidur nyenyak, mengalami dehidrasi dan melakukan olahraga, dapat menyebabkan ruptur dan memicu pembentukan gumpalan besar.

Oleh karena itu, dua cara untuk melawan risiko serangan jantung di pagi hari. Caranya adalah dengan tidur malam yang nyenyak dan menunda olahraga pagi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement