REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Maskapai Air New Zealand mengatakan pada Rabu (14/12/2022) telah bermitra dengan empat pembuat pesawat untuk mengembangkan penerbangan demonstrasi tanpa emisi pada 2026. Pesawat itu nantinya menggunakan teknologi listrik, hidrogen hijau, dan hibrida.
Maskapai penerbangan nasional Selandia Baru ini juga bergandengan tangan dengan perusahaan infrastruktur pengisian bahan bakar Hiringa Energy. Kerja sama ini untuk lebih memahami infrastruktur yang dibutuhkan untuk menerbangkan pesawat hidrogen ramah lingkungan.
Chief Executive Officer Air New Zealand Greg Foran mengatakan, kemitraan ini akan membuka jalan bagi mitra jangka panjang untuk mengirimkan pesawat yang dapat menggantikan armada domestik turbo prop Q300. Perusahaan itu telah menandatangani nota kesepahaman dengan Airbus SE pada September tahun lalu. Langkah ini untuk meneliti dampak pesawat hidrogen terhadap jaringan, operasi, dan infrastruktur Air New Zealand.
Industri penerbangan global mengandalkan penggunaan bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) dalam upaya membantu memenuhi tujuannya mencapai emisi net-zero pada 2050. "Sementara itu, teknologi pesawat tanpa emisi akan membantu dekarbonisasi jaringan domestik maskapai selama periode hingga 2050, SAF penting dalam waktu dekat untuk armada jarak jauh," kata Foran.