Kamis 15 Dec 2022 15:48 WIB

Rektor UIN Sunan Kalijaga Sebut Sejarah Indonesia Melekat dengan Sejarah Soekarno

Pemikiran geopolitik Soekarno dinilai masih relevan dengan kondisi saat ini.

Bung Karno
Foto: Bung Karno (tangkapan layar google)
Bung Karno

REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA -- Doktor Ilmu Pertahanan, Hasto Kristiyanto, mengatakan api perjuangan Islam yang menggerakkan Proklamator RI Dr.Ir. Soekarno dalam membangun sintesa ideologi Pancasila hingga menggerakkan perjuangan pembebasan bangsa-bangsa Islam di Asia Afrika agar merdeka dari penjajahan.

Hal itu diungkap oleh Hasto Kristiyanto saat menjadi pembicara dalam Seminar di Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta, pada Kamis (15/12/2022).

Baca Juga

Kata Hasto, UIN Sunan Kalijaga memiliki tradisi keislaman yang kuat, khususnya dalam membangun persatuan bangsa dan negara Indonesia. Dan UIN memiliki jejak sejarah yang mendalam dengan Bung Karno maupun putrinya, Megawati Soekarnoputri, ketika menjabat presiden.

Karena itulah Hasto mengatakan dirinya hadir di seminar UIN tersebut untuk menggelorakan pemikiran geopolitik Bung Karno.

“Dan secara khusus juga bagaimana api Islam Bung Karno betul-betul menggerakkan Proklamator Bangsa tersebut, baik dalam membangun sintesa ideologi hingga lahir Pancasila, maupun dalam perjuangan Bung Karno dalam meggalang bangsa bangsa Asia Afrika,” kata Hasto.

Menurut Hasto, pemikiran geopolitik Soekarno masih relevan dengan kondisi saat ini. Sesuai hasil studi doktoralnya, Hasto menemukan salah satu tesis utama dari pemikiran Bung Karno adalah bahwa dunia akan damai apabila dunia bebas dari imperialisme dan kolonialisme. 

Karena itulah menghadapi sistem internasional yang anarkis, Bung Karno mengusulkan bagaimana PBB harus direformqsi. Karena terbukti PBB yang merupakan konstruksi pasca perang dunia II, kerap dianggap tak relevan lagi saat ini.

Selain itu, lanjut Hasto, relevansi pemikiran geopolitik Soekarno makin terbukti jika dikaitkan dengan ketegangan geopolitik yang terjadi di hampir seluruh muka bumi saat ini.

Dijelaskannya, dunia melihat perang Rusia-Ukraina belum selesai. Dan dampaknya mengglobal menyentuh aspek yang sangat mendasar terhadap kemanusiaan. Karena menciptakan krisis energi, diikuti krisis ekonomi, pengangguran, dan kesengsaraan umat manusia.

Juga ada ketegangan di Timur Tengah antara Arab Saudi yang dibelakangnya ada kepentingan kepentingan Barat, kemudian Iran, karena merasa terdesak, dengan dibelakangnya ada kepentingan Rusia dan Tiongkok. Juga di laut China Selatan, ketengangan di selat Taiwan.

“Itu menunjukan bahwa pemikiran bung Karno sangat relevan untuk dijabarkan dalam kebijakan luar negeri, dan juga diplomasi pertahanan agar pemerintah RI dapat mengambil inisiatif-inisiatif dalam membangun perdamaian dunia yang abadi,” urai Hasto.

Rektor UIN Sunan Kalijaga Prof.Dr.Phil. Al Makin mengatakan Hasto memiliki kompetensi kuat berbicara tentang geopolitik Soekarno. Sebab pria kelahiran Yogyakarta itu telah menyelesaikan disertasinya terkait topik itu, dan Hasto juga seorang praktisi di dunia politik.

Nah mengenai figur Soekarno sendiri, Al Makin mengatakan bahwa tak bisa dipungkiri adalah sebagai founding father Indonesia.

“Jadi sejarah Indonesia tak bisa dipisahkan dari sejarah Soekarno. Soekarno menjadi pemersatu kita, simbol kita yang patut kita gali, dan tulisan beliau sudah banyak sejak muda,” kata Al Makin.

Dan menurutnya, banyak gagasan Soekarno yang belum dipahami secara utuh, apalagi dilaksanakan.

“Dan saya kira Pak Dr. Hasto karena disertasinya juga tentang itu, maka saya kira akan banyak hal yang bisa kita dengarkan dan simak wawasan beliau tentang Soekarno,” kata Al Makin.

Di acara itu, Al Makin memimpin jajaran pengajar UIN Sunan Kalijaga, dan hadir bersama para mahasiswa kampus tersebut.

Saat acara, Hasto sempat menyampaikan salam dari Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, dan Menteri Agama Gus Yaqut Cholil Qoumas.

“Salam dari Ibu Megawati Soekarnoputri untuk sivitas akademika UIN Sunan Kalijaga,” kata Hasto.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement