Senin 19 Dec 2022 23:30 WIB

Baby Spinach Terkontaminasi Sebabkan Ratusan Warga Australia Alami Halusinasi

'Baby Spinach' Australia diduga terkontaminasi zat beracun.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
'Baby Spinach' Australia diduga terkontaminasi zat beracun.
Foto: Pxhere
'Baby Spinach' Australia diduga terkontaminasi zat beracun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas kesehatan Australia melaporkan ada 164 warga yang terpapar oleh produk baby spinach terkontaminasi. Para warga tersebut melaporkan sejumlah gejala, termasuk halusinasi.

Dari 164 orang yang mengalami gejala, sebanyak 42 orang di antaranya membutuhkan pertolongan medis. Di antara orang-orang tersebut, ada seorang anak yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

Baca Juga

Beberapa gejala yang dilaporkan adalah delirium atau kebingungan, halusinasi, dan pupil membesar. Gejala lainnya adalah wajah memerah, pandangan kabur, jantung berdebar, dan mulut kering.

Produk baby spinach yang terkontaminasi tersebut berasal dari perkebunan di Victoria, Riviera Farms. Produk baby spinach terkontaminasi dari perkebunan ini dijual di dua jejaring supermarket yang tersebar di Australia, Coles dan Woolworths.

Berdasarkan temuan ini, pihak perkebunan telah menghubungi 20 retailer yang menjual produk mereka. Pihak perkebunan mengimbau para retailer untuk menarik produk mereka dari rak penjualan dan meminta para retailer juga memberikan peringatan kepada para pelanggan atau pembeli.

Hingga saat ini, Riviera Farms masih bekerja dengan retailer dan regulator untuk mengidentifikasi dan menarik seluruh produk bayam yang berpotensi terkontaminasi. Investigasi juga masih dilakukan untuk mencari tahu sumber masalah yang mengontaminasi produk baby spinach dari Riviera Farms.

Meski investigasi masih berlangsung, zat yang diduga mengontaminasi produk baby spinach dari Riviera Farms adalah rumput liar beracun. Beberapa contoh dari rumput liar beracun tersebut ialah nightshade, jimson weed, dan mandrake root. Rumput liar ini kemungkinan mengontaminasi ladang bayam saat banjir.

"Saya mengimbau kepada semua yang merasa tidak sehat setelah mengonsumsi produk yang terdampak untuk mencari layanan medis segera," jelas Asisten Menteri Kesehatan, Ged keary, seperti dilansir NZ Herald, Senin (19/12/2022).

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement