REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kehamilan yang terencana terbukti lebih menyehatkan secara fisik dan mental bagi keluarga. Karena itu, kehamilan perlu disiapkan untuk mendapatkan buah hati yang terbaik.
Direktur Utama Rumah Sakit Anak dan Bunda (RSAB) Harapan Kita, Didi Danukusumo mengatakan, jika zaman dulu orang bisa memiliki anak banyak hingga 10 orang, namun di zaman sekarang berbeda. "Sekarang anaknya sebanyak satu atau dua dan tentunya yang kualitasnya paling baik. Oleh karena itu, siapkan kehamilan ini sebelum laki-laki dan perempuan ini menikah," ujarnya, Kamis (22/12/2022).
Ia menambahkan, perempuan dan laki-laki perlu ada dalam kondisi sama-sama sehat dulu sebelum bereproduksi memiliki anak. Artinya, dia tidak menganjurkan mengandung anak secara tidak disengaja.
"Kita mesti buat sebaik-baiknya. Artinya dengan persiapan yang optimal," katanya.
Artinya istri dalam keadaan sehat dan suami dalam keadaan fit. Jadi, ia menyarankan pasangan akan menikah bisa melakukan cek kondisi tubuh sebelum menikah. Tujuannya supaya masing-masing tahu kondisinya sehingga tidak berhadapan dengan penyakit keturunan.
Sebab, ia menjelaskan bahwa laki-laki dan perempuan sama-sama pembawa sifat. Ia menyontohkan penyakit darah yaitu thalassemia dan ketika perempuan membawa penyakit ini dan laki-laki membawa penyakit ini dan ketika melahirkan anak maka bisa mengakibatkan buah hati menderita thalassemia.
Atau penyakit infeksi misalnya ibu menderita penyakit hepatitis maka tentunya idealnya pada saat hamil sudah tidak menderita penyakit ini lagi supaya tidak menurunkan hepatitis. Selain itu, ia mengingatkan penyakit bawaan lainnya yang sedang banyak dibicarakan yaitu Human Immunodeficiency Virus (HIV)/Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) karena bisa terjadi penularan dari ibu ke bayi.
"Kalau bisa mengenalinya maka bisa diantisipasi keadaannya," katanya.
Ia menjelaskan, seandainya sejoli akan menikah dan ada kecurigaan pasangannya mengidap HIV/AIDS maka bisa dilakukan pengecekan tes. Tujuannya adalah untuk pengendalian.
"Kalau perempuan ini hamil atau punya anak, anaknya tidak meneruskan penyakit ini," ujarnya.
Ia mewanti-wanti anak adalah generasi berikutnya. Apalagi, Indonesia akan memperingati Indonesia Emas 2045. Diharapkan saat Indonesia merdeka 100 tahun nanti, generasi yang lebih unggul bisa dicetak.