Jumat 23 Dec 2022 14:23 WIB

Pusat Studi G20 Gelar Seminar Soroti Presidensi G20 Indonesia dan India

UPH soroti keberhasilan Indonesia dalam menempatkan diri di tengah polarisasi politik

Pusat Studi G20 Indonesia di UPH soroti keberhasilan Indonesia dalam menempatkan diri di tengah polarisasi politik.
Foto: UPH
Pusat Studi G20 Indonesia di UPH soroti keberhasilan Indonesia dalam menempatkan diri di tengah polarisasi politik.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 secara resmi telah ditutup dengan penyerahan palu kepemimpinan Presidensi G20 kepada Perdana Menteri India Narendra Modi di Bali pada 16 November 2022. Berbagai pujian telah dituai Indonesia dari para pemimpin negara atas kesuksesan dalam penyelenggaraan KTT dan presidensi Indonesia untuk mengadopsi dan mengesahkan Deklarasi Pimpinan G20 atau G20 Bali Leaders’ Declaration. 

Dalam pelaksanaannya, Presidensi G20 Indonesia turut menggandeng Universitas Pelita Harapan (UPH) untuk mendirikan Pusat Studi G20 pertama di ASEAN. Pusat Studi ini didirikan sebagai ‘Knowledge Hub G20’ atau pusat penelitian studi untuk mendukung penanganan isu-isu global. 

Baca Juga

Salah satu kontribusi UPH untuk G20 diwujudkan dalam kegiatan Seminar Nasional bertajuk G20 Presidency of Indonesia & the Future Direction of G20 dengan pembicara H.E. Shri. Manoj Kumar Bharti selaku duta besar India untuk Indonesia dan Aleksius Jemadu selaku dosen Magister Hubungan Internasional (MHI) UPH. Seminar diadakan pada 29 November 2022.

Seminar yang dimoderatori oleh alumni Program Magister Hubungan Internasional UPH Abhiram Singh Yadav ini turut dihadiri oleh Rektor UPH Jonathan L. Parapak. Acara ini membahas indikator-indikator kesuksesan G20 di Indonesia dan persiapan India sebagai pemegang presidensi G20 tahun depan.

Dalam pemaparannya, Aleksius menyampaikan tiga indikator penilaian keberhasilan penyelenggaraan KTT G20 di Bali. Alek juga menyoroti keberhasilan Indonesia dalam menempatkan diri di tengah polarisasi politik akibat perang Rusia-Ukraina.

Menurutnya dalam pelaksanaan sebuah KTT, ada tiga indikator penilaian yang penting. Pertama, sejauh mana tujuan KTT dapat tercapai untuk mengatasi permasalahan politik dan praktis, termasuk upaya terkait isu keamanan para delegasi. Kedua, bagaimana perjanjian yang tercipta dapat digunakan sebagai pedoman bersama dalam menyelesaikan berbagai permasalahan global sesuai agenda KTT.

Ketiga, level kepuasan para pemimpin negara yang hadir yang dinyatakan dalam apresiasi kepada tuan rumah. "Berdasarkan tiga indikator tersebut kita setuju bahwa Indonesia telah berhasil menyelenggarakan KTT G20, terutama dengan mempertimbangkan peran Indonesia di tengah polarisasi politik yang diakibatkan oleh perang Rusia dan Ukraina,” ungkapnya.

Selain apresiasi pimpinan negara terhadap keberhasilan Indonesia, KTT G20 kali ini juga menghasilkan kesepakatan seluruh negara terhadap 52 poin Leader’s Declaration yang dibacakan pada forum tersebut. Secara garis besar poin-poin tersebut terdiri dari permasalahan global mengenai ketegangan geopolitik, kesehatan, perubahan iklim, isu krisis pangan, hingga transformasi digital. Kesepakatan ini menjadi komitmen seluruh anggota G20 untuk berusaha bersama-sama pulih dari krisis yang tengah dihadapi sesuai dengan tema Recover Together, Recover Stronger

Dubes Manoj turut menyatakan apresiasi atas keberhasilan Presidensi G20 Indonesia. "Kami mengucapkan selamat atas kepemimpinan Indonesia yang luar biasa di forum G20. Indonesia telah memilih tema yang sangat tepat dengan kondisi saat ini yaitu Recover Together, Recover Stronger. Kami berharap ke depannya, Indonesia dan India akan terus bekerja sama dengan erat untuk menyusun kebijakan-kebijakan yang tidak hanya menguntungkan kedua negara, tetapi juga untuk semua negara berkembang di dunia," ujarnya.

Dubes Manoj juga menyampaikan hubungan bilateral antara Indonesia dan India kini semakin baik. Hal ini didasari karena keduanya memiliki peranan penting dalam upaya diplomasi yang menjangkau ke seluruh arah (barat dan timur).

India akan mengambil alih presidensi G20 mulai 1 Desember 2022 dan memulai penyelenggaraan lebih dari 200 acara yang tersebar di kota-kota besar. Penyelenggaraan acara ini akan tersebar di berbagai kota besar seperti Delhi, Chennai, Kolkata, Mumbai, dan lainnya. 

Pada kesempatan ini, Dubes India juga memperkenalkan logo dan tema G20 2023 yaitu One Earth, One Family, One Future yang diangkat dari teks Sansekerta Vasudhaiva Kutumbakam. Tema tersebut diambil untuk mengajak masyarakat mengambil perspektif yang lebih luas dalam menangani permasalahan dunia terutama pada krisis iklim.

Melalui tema ini, India berharap agar semua negara dapat saling berbagi dengan yang lebih membutuhkan dan mengutamakan bersama ketimbang masing-masing negara. KTT mendatang akan menjadi pertemuan internasional paling terkenal yang pernah diselenggarakan oleh India dan direncanakan akan diadakan pada Oktober-November 2023 di New Delhi. 

Merespons kontribusi UPH dalam mendukung perhelatan G20, Rektor UPH mengatakan sangat bersyukur dengan pertemuan G20 yang sudah berhasil diselenggarakan di Bali. Menurutnya banyak hal luar biasa yang terjadi selama pertemuan yang diperlukan dunia saat ini. Di masa depan tidak ada lagi batasan untuk kita berbagi informasi, pengetahuan, hiburan, dan lain-lain.

"Hal ini tentunya menjadi bahan untuk kita bersiap-siap di dunia pendidikan. Sebagai institusi pendidikan, kita perlu memikirkan bagaimana kita di UPH dan khususnya bagi program studi HI dapat berkontribusi. Kita perlu mengembangkan kreativitas termasuk dalam bidang hubungan internasional, yaitu bagaimana cara kita berkomunikasi, berkolaborasi, dan bekerja sama,” kata Rektor UPH.

Rektor UPH turut mengapresiasi Pusat Studi G20 Indonesia di UPH atas kontribusinya dalam hal riset, inovasi, penyediaan pakar, dan masukan dari sisi akademik. UPH senantiasa berkomitmen untuk terus berkontribusi aktif bagi kemajuan bangsa dan siap menyediakan tenaga peneliti yang mumpuni dalam memberikan hasil riset di penyelenggaraan G20 setiap tahunnya.

Program Studi Magister Hubungan Internasional

Program MHI UPH dirancang khusus agar mahasiswa dapat mengatasi tantangan di dunia profesional saat ini, seperti ekonomi politik, keamanan, dan perdagangan. Para mahasiswa dipersiapkan untuk memperdalam dan memperluas pengetahuan dan keterampilan mereka dengan aspek-aspek penting dari hubungan internasional, sehingga mampu menjadi The Great Achiever!. Informasi lebih lanjut hubungi Student Consultant 0812-8535-2278 atau daftar langsung di sini.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement