Senin 26 Dec 2022 01:03 WIB

Studi: Kekurangan Asupan Zat Besi Bisa Memicu Depresi

Akibat kekurangan zat besi, jumlah serotonin dalam tubuh bisa mencapai titik rendah.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Gita Amanda
Depresi (ilustrasi). Anemia defisiensi besi dapat meningkatkan peluang seseorang untuk mengalami depresi.
Foto: www.freepik.com
Depresi (ilustrasi). Anemia defisiensi besi dapat meningkatkan peluang seseorang untuk mengalami depresi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vitamin B12 dan zat besi adalah dua nutrisi utama dalam pembentukan sel darah merah yang sehat. Nutrisi ini memainkan peran penting dalam mencegah banyak penyakit yang timbul dari kekurangan darah.

Vitamin B12, juga dikenal sebagai cobalamin, adalah nutrisi yang larut dalam air yang membentuk sel darah merah dan DNA. Di sisi lain, zat besi adalah komponen penting lainnya dalam hemoglobin yang membawa oksigen ke berbagai bagian tubuh.

Kekurangan zat besi adalah jenis kekurangan nutrisi yang paling umum. Kekurangannya dapat menyebabkan anemia akibat kehilangan darah yang berlebihan atau kekurangan zat besi dalam darah. Bahkan sebuah studi mengungkap bahwa anemia defisiensi besi dapat meningkatkan peluang seseorang untuk mengalami depresi.

Akibat kekurangan zat besi, jumlah serotonin dalam tubuh bisa mencapai titik rendah. Serotonin sendiri merupakan neurotransmitter penting dan penstabil suasana hati. Gangguan kognitif, kesedihan, dispnea, hilangnya hipotensi postural, kelemahan otot, serta kelelahan mental dan fisik adalah beberapa indikasi dan gejala kekurangan vitamin B12 yang paling khas.

Namun, sulit untuk menginterpretasikan gejala secara akurat karena defisiensi vitamin B12 dapat berkembang bahkan ketika kadar darah berada di atas ambang batas klinis untuk defisiensi. Dengan bertambahnya usia, kehamilan, penyakit kronis, dan penggunaan obat-obatan tertentu, kebutuhan harian akan vitamin B12 meningkat. Oleh karena itu, konsumsi harian 4-20 gram dianjurkan untuk mencegah kekurangan vitamin B12.

Vikas Chawla, Pakar Ayurveda, Vedas Cure mengatakan bahwa zat besi diperlukan untuk fungsi otak yang dapat memengaruhi perilaku psikologis. Artinya, ketika individu memiliki kadar zat besi yang rendah itu bisa meningkatkan risiko mengembangkan sejumlah kondisi kesehatan mental, termasuk kecemasan dan depresi.

“Kecemasan adalah salah satu gejala anemia. Anemia menempatkan tubuh di bawah banyak tekanan, dan sebagai akibatnya otak sering menerima sinyal untuk menjadi lebih cemas dan kabur,” kata Chawla seperti dilansir dari Times Of India, Ahad (25/12/2022).

Chawla menyarankan herbal atau asupan makanan sebagai metode paling nyaman untuk mendapatkan kembali tingkat nutrisi. Zat besi dan Vitamin B12 dapat ditemukan di berbagai sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, sereal, ikan, daging merah, hati atau telur, produk susu termasuk susu, keju, dan yoghurt.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement