REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) mengajak pelajar untuk tidak terperangkap gaya hidup yang tengah tren di kalangan milenial saat ini, yakni menggunakan vape. Upaya tersebut dilakukan dengan mengajak pelajar untuk menjadi agen perubahan yang dapat mengantisipasi hal tersebut.
"Bertujuan agar para pengurus dan kader bisa menjadi agent of change antisipasi secara cerdas agar tak terperangkap gaya hidup nge-vape yang sedang trend di kalangan milenial," ujar Ketua Tim Hibah PKM Uhamka, Novi Andayani Praptiningsih, dalam keterangannya, Ahad (25/12/2022).
Kegiatan pengabdian masyarakat itu bertema "Peningkatan Pemahaman Bahaya Rokok Elektrik Sebagai Gaya Hidup Vaping”. Kegiatan tersebut diberikan pada Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PC IPM) Cileungsi, Bogor.
Novi menerangkan, ada beberapa tujuan dari kegiatan tersebut. Pertama, memberikan edukasi tentang bahaya merokok elektrik karena kandungan zat kimia. Kedua, memberikan pemahaman dan kesadaran mengenai upaya mencegah penyakit yang ditimbulkan akibat merokok elektrik.
"Ketiga, mendeklarasikan duta untuk melakukan gerakan anti perilaku merokok elektrik sebagai gaya hidup vaping," jelas dia.
Novi menjelaskan, pendekatan yang digunakan adalah dengan melibatkan kader IPM Cileungsi sebagai partisipan aktif selama kegiatan berlangsung. Dia menyebutkan, keterlibatan mitra diutamakan melalui partisipasi dalam bentuk diskusi dan praktik mengedukasi.
"Serta menjadi agen yang dapat mempersuasi kesadaran pentingnya mengetahui dan memahami jenis, dampak dan antisipasi pencegahan perilaku merokok elektrik sebagai gaya hidup vaping," terang Novi.
Sarah Handayani, seorang anggota tim, mengatakan, mitra sasaran belum pernah memperoleh sosialisasi terkait pemahaman mengenai bahaya merokok elektrik serta dampak yang ditimbulkan. Program itu berjalan lancar sesuai dengan rencana yang telah disusun.
Kegiatan yang juga didukung Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), M Yazid Kurnia itu mendapat sambutan baik. Hal itu terlihat dari keaktifan peserta mengikuti serangkaian kegiatan dengan konsisten dan antusias.
"Peserta juga telah menunjukkan perubahan positif dengan lebih proaktif dan reaktif terkait adanya peningkatan pemahaman bahaya rokok elektrik," kata Sarah.