REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Program Studi (Prodi) Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) berpartisipasi dalam rangkaian kegiatan Silaturahim Nasional Asosiasi Pendidikan Ilmu Komunikasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (Silatnas APIK PTMA). Dalam kegiatan itu, mahasiswa UAD memborong banyak medali.
Silatnas APIK PTMA digelar di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (UMSIDA) pada 19‒20 Desember 2022. Kegiatan tersebut mengusung tema 'The Challenges of Digital Communication in the New Normal Era'.
Ketua Program Studi (Kaprodi) Ilmu Komunikasi UAD, M Najih Farihanto mengatakan, berbagai rangkaian kegiatan digelar dalam Silatnas APIK PTMA. Mulai dari seminar, konferensi internasional, dan workshop.
Ilmu Komunikasi UAD, katanya, mengirimkan sebanyak 21 mahasiswa untuk ikut serta dalam seluruh kegiatan tersebut. "Keikutsertaan kami ini merupakan bagian dari usaha meningkatkan capaian prestasi mahasiswa Ilmu Komunikasi UAD," kata Najih dalam keterangan resmi UAD, Ahad (25/12/2022).
Najih menjelaskan, untuk sesi seminar diisi oleh beberapa pembicara. Mulai dari Widodo Muktiyo dari Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) PP Muhammadiyah, Novi Kurnia dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fajar Junaedi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), dan Sonny B Harmadi selaku Satgas Perubahan Perilaku Covid-19.
Sesi konferensi internasional diikuti oleh lebih dari 100 mahasiswa ilmu komunikasi dari berbagai PTMA. Selain itu, konferensi internasional ini juga diikuti oleh peserta dari beberapa kampus luar negeri, yakni dari India dan Cina.
"Mereka melakukan presentasi artikel ilmiah dan UAD berhasil menyabet kemenangan pada kategori best presenter dan best paper," ujar Najih.
Sedangkan, untuk workshop terdapat beragam tema yang dijadikan topik. Seperti photography, digital journalism, news anchor, TikTok, dan public relations. "Di sesi tersebut, UAD sukses memborong delapan medali untuk berbagai kategori," jelasnya.
Ketua Umum APIK PTMA, Muhammad Himawan Sutanto mengatakan, kegiatan itu digelar sebagai bentuk nyata dan implementasi dalam menjawab persoalan yang terjadi saat ini. Terutama persoalan yang ada dalam tantangan komunikasi. "Baik secara keilmuan maupun praktikan pascapandemi," kata Himawan.