REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain dapat melawan rasa kantuk di pagi hari, beberapa penelitian menemukan manfaat kopi bagi kesehatan. Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa minum dua cangkir kopi sehari, dapat menggandakan risiko kematian akibat penyakit jantung bagi mereka yang memiliki tekanan darah tinggi.
Dikutip dari BestLife Online, Selasa (27/12/2022), studi tersebut diterbitkan dalam Journal of American Heart Association (JAHA) belum lama ini. Para peneliti mengumpulkan data dari 6.574 pria, dan 12.035 wanita yang tergabung dalam Japan Collaborative Cohort. Peserta dalam kelompok tersebut berusia 40-79 tahun ketika mendaftar untuk penelitian antara tahun 1988 dan 1990.
Sampai 2009, para peserta melaporkan tentang kebiasaan konsumsi kopi dan teh mereka, termasuk gaya hidup, pola diet, hingga riwayat kesehatan. Mereka juga mengisi kuesioner yang sesuai dengan standar American heart Association (AHA), hingga mengikuti ujian kesehatan termasuk pemeriksaan tekanan darah.
Berdasarkan pemeriksanaan tekanan darah, para peneliti membagi peserta ke dalam lima kelompok. Kategori dibagi menjadi optimal dan normal pada tekanan darah 130/85; normal tinggi pada 130-139/85-89; hipertensi derajat 1 dari 140-159/90-99; hipertensi derajat 2 pada 160-179/100-109; dan hipertensi grade 3 untuk pembacaan 180/110 atau lebih tinggi.
Untuk keperluan penelitian, siapapun dengan pembacaan 160/100 atau lebih tinggi dianggap memiliki hipertensi berat. Hasil analisis tim menemukan bahwa peserta studi dalam kategori hipertensi berat yang minum dua atau lebih cangkir kopi per hari, mengalami risiko kematian akibat penyakit jantung dua kali lipat jika dibandingkan dengan mereka yang tidak minum kopi sama sekali.
Meskipun hasil studi menunjukkan konsumsi kopi menjadi penyebab masalah kesehatan potensial, namun hal tersebut bukanlah masalah secara keseluruhan. Hanya minum satu cangkir tidak meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular. Selain itu, konsumsi teh hijau yang juga mengandung kafein justru tidak memengaruhi kelompok manapun.
“Kami terkejut bahwa konsumsi kopi berat dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian penyakit kardiovaskular di antara orang dengan hipertensi berat, tetapi tidak pada mereka yang tidak memiliki hipertensi atau hipertensi tingkat 1,” kata Masayuki Teramoto, peneliti dari Sekolah Pascasarjana Universitas Osaka Kedokteran di Jepang, dan Departemen Epidemiologi dan Biostatistik di University of California, San Francisco.
“Sebaliknya, konsumsi teh hijau tidak dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian penyakit kardiovaskular di semua kategori tekanan darah,” tambahnya.
Dalam studi lain, peneliti menunjukkan bahwa peningkatan risiko mungkin tidak terkait dengan kafein sama sekali mengingat temuan teh hijau. Sebaliknya, mereka menjelaskan bahwa sifat antioksidan dan anti-inflamasi dari polifenol yang ditemukan dalam minuman tersebut bisa berada di balik korelasi tersebut.
Studi tersebut diterbitkan dalam jurnal Circulation: Heart Failure, tentang peningkatan konsumsi kopi cocok dengan penurunan risiko gagal jantung. Selain itu, temuan tersebut menginformasikan konsumsi kopi benar-benar dapat mengurangi risiko hipertensi pada pasien yang belum terdiagnosis dengan kondisi tersebut.
“Efek menguntungkan dari teh hijau ini sebagian dapat menjelaskan mengapa hanya konsumsi kopi yang dikaitkan dengan peningkatan risiko kematian pada orang dengan hipertensi berat, meskipun teh hijau dan kopi mengandung kafein,” kata Teramoto.
Tim peneliti juga mengatakan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk membangun hubungan yang lebih kuat antara konsumsi kopi atau teh hijau dan tekanan darah dengan menggunakan kelompok peserta yang lebih beragam. Tetapi mereka menyimpulkan bahwa temuan mereka menunjukkan beberapa keputusan gaya hidup potensial bagi mereka yang menderita hipertensi.
“Temuan ini mungkin mendukung pernyataan bahwa orang dengan tekanan darah tinggi yang parah harus menghindari minum kopi berlebihan,” kata Hiroyasu Iso, direktur Institute for Global Health Policy Research di National Center for Global Health.
“Karena orang dengan hipertensi berat lebih rentan terhadap efek kafein, efek berbahaya kafein mungkin lebih besar daripada efek perlindungannya dan dapat meningkatkan risiko kematian,” tambahnya.