Kamis 29 Dec 2022 08:35 WIB

Emisi di PLTU Bisa Ditekan lewat Kecerdasan Buatan

Kecerdasan buatan bisa mengurangi ketergantungan pada operator.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja melintas di halaman PLTU Paiton Unit 9 di kawasan PT Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkit Paiton (PT PJB UP Paiton) di Probolinggo, Jawa TImur. ilustrasi
Foto: Antara/Zabur Karuru
Pekerja melintas di halaman PLTU Paiton Unit 9 di kawasan PT Pembangkit Jawa Bali Unit Pembangkit Paiton (PT PJB UP Paiton) di Probolinggo, Jawa TImur. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Coal power plant atau pembangkit listrik tenaga uap yang mengandalkan batu bara merupakan pembangkit listrik dengan emisi cukup tinggi. Keberadaan coal power plant perlu mendapat perhatian khusus agar beriringan dengan target nett zero emission.

Head of Strategy and Business Development PT Siemens Indonesia, Bernard Ade Permatista mengatakan, saat ini, solusi yang paling pas bagi coal power plant di Indonesia adalah solusi dalam optimalisasi pengelolaan sumber energi yang ada.

Baca Juga

"Peralihan pada sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan tentu perlu waktu yang tidak sebentar karena banyak aspek teknis yang perlu dipersiapkan. Nah, sambil mempersiapkan peralihan tersebut, pelaku industri energi juga bisa berperan dalam dekarbonisasi lewat penerapan teknologi dalam pembangkit yang saat ini telah beroperasi," kata Bernard dalam Siemens Smart-Infra ConneX 2022 di Jakarta pekan lalu.

Langkah ini pun telah dilakukan oleh pembangkit listrik di Paiton, Jawa Timur. Menurutnya, coal power plant tersebut telah melakukan kerja sama dengan Siemens untuk melakukan digitalisasi dalam proses produksi listrik.

Dalam sistem digitalisasi yang disediakan oleh Siemens, salah satu teknologi kunci yang memilik peran signifikan adalah teknologi artificial intelligence atau AI.

"Ini merupakan teknologi baru bagi industri pembangkit listrik di Indonesia. Hingga saat ini, baru Paiton saja yang telah menerapkan digitalisasi," ujarnya.

Digitalisasi dalam industri pembangkit listrik ini pun diklaim mampu berperan dalam menekan emisi dan biaya operasional secara signifikan. Sehingga, hal ini bisa sejalan dengan target nett zero emission sekaligus membuat operasional jadi lebih efisien.

AI atau kecerdasan buatan sendiri dihadirkan untuk menunjang operasional yang telah menerapkan otomasi. Lewat AI, maka beragam proses produksi bisa melakukan penyesuaian parameter dengan akurat sesuai dengan kondisi yang ada.

Ia mengatakan, penerapan AI bisa mengurangi ketergantungan pada operator. Terutama pada kondisi-kondisi tertentu saat terdapat persoalan kepegawaian yang membuat pembangkit tersebut sedang tidak dikawal oleh operator yang memadai.

"Seluruh kepandaian para operator andal akan diserap oleh AI. Kemudian, kemahiran operator tersebut didigitalisasi sehingga bisa digunakan untuk melakukan beragam tindakan krusial kapan pun seiring dengan dinamika yang ada," ucapnya.


BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement