REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Adanya Covid-19 membuat masyarakat lebih peduli dengan kesehatannya. Mereka melakukan upaya pencegahan termasuk menggunakan masker dan mencuci tangan pakai sabun. Namun, sejak Covid-19 melandai dan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut, banyak masyarakat yang abai menggunakan masker.
Menurut mantan ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Zaenal Abidin, meski kasus Covid dinyatakan telah sangat sedikit dan PPKM dicabut, terdapat pembelajaran yang sangat bagus yang bisa diambil sebagai suatu perilaku bahkan kalau bisa disebut budaya hidup sehat. Budaya hidup sehat ini sangat penting kedudukannya di dalam pencegahan penyakit (preventif).
"Selama ini kita berusaha keras untuk menciptakan budaya hidup sehat bagi masyarakat tetapi kurang berhasil atau tidak berhasil. Covid memaksa kita untuk berbudaya. Nah, apakah setelah kita berbudaya hidup sehat kemudia kita harus kembali tidak berbudaya?," papar pria yang menjabat sebagai Ketua Departemen Kesehatan Badan Pengurus Pusat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPP KKSS) ini.
Ia menjelaskan, contoh berbudaya hidup sehat adalah membiasakan diri mencuci tangan. Ketika hendak makan, minum, memegang bayi, anak atau pasien, kita terbiasa cuci tangan, begitu pula setelahnya. Ini kebiasaan baik yang bisa diteruskan meski pandemi melandai dan PPKM dicabut
Budaya hidup sehat lainnya adalah memakai masker di luar rumah atau di tempat umum atau keramaian. Ini juga budaya hidup sehat, sebab dapat mencegah banyak penyakit yang dapat masuk melalu saluran pernapasan. Nah, apakah budaya sehat yang telah terbentuk ini mau ditinggal untuk kembali kepada tidak berbudaya hidup sehat?
"Menurut pandangan saya sesuatu yang baik atau budaya sehat yang baik yang terbentuk selama pandemi seharusnya tetap dilanjutkan. Walau tanpa diwajibkan oleh pemerintah," ujarnya.
Jadi jika ingin dikatakan berbudaya hidup sehat, sebaiknya tetap memakai masker dan mencuci tangan pakai sabun walau tidak diwajibkan oleh pemerintah.