Selasa 03 Jan 2023 19:36 WIB

Tahun Baruan Relatif Aman tanpa Cuaca Ekstrem, Ini yang Sebenarnya Terjadi

Ada langkah menyebar garam untuk memodifikasi cuaca.

Rep: Santi Sopia/ Red: Natalia Endah Hapsari
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengantisipasi cuaca ekstrem.
Foto: Republika/Nawir Arsyad Akbar
Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengantisipasi cuaca ekstrem.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — BMKG sebelumnya merilis prediksi cuaca di periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). Disebutkan bahwa ada potensi cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek, bahkan muncul rumor terjadi badai.

Menurut Koordinator Laboratorium Pengelolaan Teknologi Modifikasi Cuaca BRIN, Budi Harsoyo, BMKG awalnya memberikan imbauan kepada masyarakat. Jika dikaitkan dengan upaya teknologi modifikasi cuaca (TMC) seperti menebar garam, awalnya BRIN diminta untuk melakukan operasi tersebut di wilayah Jawa Barat (Jabar).

Baca Juga

“Pada 23 Desember, Kemenhub, Kepala BMKG, Kepala BNPB, Kemen PUPR, sepakat melakukan inspeksi di wilayah jalur wilayah transportasi darat sebelum Nataru,” kata Budi saat dihubungi, Selasa (3/1/2023).

Menhub Budi Karya Sumadi lantas merespons karena dikhawatirkan bisa melumpuhkan transportasi darat di Jabar.  Berdasarkan pengalaman di tahun sebelumnya pada periode mudik, ada sedikitnya tiga titik yang mengalami kelumpuhan seperti Jembatan Cipunagara, Pamanukan, Subang, kemudian dua titik di luar tol Cipali KM 136 dan 122. Atas dasar itulah, TMC dilaksanakan pada 31 Desember.

Kemudian dilanjutkan rapat kordinasi tingkat kemeterian dan lembaga, seperti BNPB, BMKG dan BRIN, mengenai perlunya dilakukan TMC di tiga titik tadi. Operasi sudah dimulai 26 Desember dari rencana awalnya sampai 3 Januari. 

“Nah cerita selanjutnya, Jakarta heboh ada badai, Pemprov Jakarta meminta operasi TMC di wilayah Jakarta. BNPB meminta BRIN memperluas area dari Jabar ke Jakarta sampai 2 Januari,” lanjut Budi.

Kemudian banjir terjadi di Jawa Tengah (Jateng), seperti Semarang dan Kendal pada akhir tahun. Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo meminta BNPB, atas masukan BMKG, mengeluarkan status darurat siaga bencana.

Karena itulah BRIN mulai mengerjakan operasi TMC dalam rangka mencegah banjir, diikuti Jawa Timur (Jatim) sejak 1-10 Januari. Dalam rapat baru-baru ini, operasi di Jabar diperpanjang oleh BNPB sampai 10 Januari karena secara potensi, ancaman cuaca ekstrem masih cukup tinggi.

Periode puncak musim hujan memang sering terjadi saat tahun baru. Budi menambahkan, Provinsi Banten pun sudah menyatakan darurat dan meminta BNPB membantu melakukan operasi TMC. Jadi, BRIN mengerjakan operasi ini untuk empat provinsi.

Terdapat dua posko dalam operasi tebar garam ini, seperti Bandar Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta yang sudah beroperasi sejak 26 Desember. Posko tersebut mencakup tiga provinsi, yaitu Banten, Jabar, dan Jateng, ditambah Jakarta yang sudah selesai. Kemudian untuk Jatim beroperasi sejak 2 Januari yang berposko di Lanud Abdul Rachman Saleh, Malang. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement