REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lato-lato kini viral dan banyak dimainkan oleh anak-anak hingga orang dewasa. Meski tampaknya monoton, ternyata lato-lato mampu melatih sensorik dan motorik pada anak.
“Meskipun terkesan monoton karena hanya menggunakan dua bandul yang diikat tali pada sebuah tongkat, namun anak belajar mengendalikan gerakan di tangannya sendiri,” kata psikolog Viera Adella, saat dihubungi Republika.
Efektivitas dari lato-lato sangat tergantung pada cara anak diberi kesempatan dan tantangan untuk mengeksplorasi, serta diberi penjelasan atau bimbingan agar dapat mengembangkan keterampilannya.
Selain itu, apakah anak diberi apresiasi ketika berhasil dan dimotivasi untuk mencoba kembali ketika gagal. Intinya, semua permainan menjadi efektif ketika fungsinya dipahami dan dirasakan oleh anak.
“Dibandingkan dengan gawai, lato-lato memberi sensasi atau pengalaman sensorik yang berbeda pada anak. Terutama dalam melakukan gerakan-gerakan ritmis (berirama), anak lebih dituntut mengintegrasikan serta mengoordinasikan penglihatan (visual) dan motoriknya,” ucap Viera.