REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun 2022 disebut menjadi tahun terburuk bagi industri otomotif Amerika Serikat (AS). Pasalnya, para produsen mobil di AS diproyeksikan menjual hampir 13,9 juta kendaraan. Angka ini turun sebanyak delapan persen dibandingkan 2021.
Dilansir dari Carscoop, Selasa (3/1/2023), 2022 disebut menjadi tahun terburuk bagi penjualan mobil di AS selama lebih dari satu dekade. Cox Automotive menyebutkan, pada 2020 juga terjadi penurunan penjualan mobil di AS sebesar empat persen. Hal ini dipicu pandemi Covid-19.
“Bahkan, penurunan ini menjadi hasil terburuk sejak 2011,” tulis Cox Automotive.
Cox Automotive mencatat, 2022 merupakan tahun penuh tantangan bagi industri otomotif karena adanya krisis chip berkepanjangan. Tak hanya itu, suku bunga juga melonjak karena Federal Reserve yang berusaha menjaga inflasi. Tidak hanya itu, biaya pinjaman mobil juga meningkat.
“Selama 20 tahun terakhir tidak terlihat peningkatan pinjaman mobil, hal ini yang membuat beberapa pembeli ke luar dari pasar karena masalah keterjangkauan kendaraan,” tulis Cox Automotive.
Berdasarkan data dari Cox Automotive, General Motors (GM) diharapkan bisa menjadi produsen mobil terlaris di AS. Cox Automotive memperkirakan GM mampu menjual 2.253.641 unit kendaraan tahun ini. Ini akan menempatkannya di urutan pertama mengalahkan Toyota yang diperkirakan bisa menjual unitnya hingga sembilan persen.
Ford juga disebut akan menjadi jagoan di industri otomotif dengan prediksi penjualan sekitar 1.837.603 unit. Sementara, Hyundai dan Kia akan berada di posisi lima besar.
Tesla juga diprediksi akan menjadi pemenang dalam industri dengan peningkatan penjualan yang diproyeksikan sebesar 48,9 persen. Sementara, Honda diperkirakan akan goyah dan mengalami penurunan penjualan sebsar 33,3 persen.
Meski 2022 menjadi tahun yang sulit bagi para produsen mobil dan konsumen, tahun ini dianggap akan lebih baik. Pelaku industri otomotif diminta terus mengembangkan kendaraan yang bisa terjangkau oleh konsumen.