REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker paru merupakan kanker yang menyebabkan kematian terbanyak di dunia pada 2020, dengan total kasus kematian sebanyak 1,8 juta. Mengenali gejala kunci kanker paru bisa membantu pasien mendapatkan pertolongan dengan lebih dini.
Seperti kanker lain, semakin cepat kanker paru terdiagnosis dan diobati, semakin baik pula peluang harapan hidup yang dimiliki penderita. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, ada tiga komponen penting yang diperlukan dalam diagnosis dini kanker.
Sebagian dari komponen tersebut adalah akses terhadap evaluasi klinis dan layanan diagnostik serta rujukan ke layanan kesehatan yang tepat waktu. Komponen ketiga adalah mewaspadai gejala kanker.
Pada kanker paru, salah satu gejala yang paling banyak dikenal adalah batuk yang tak kunjung membaik. Namun selain batuk, Medical Negligence Solicitor dari Patient Claim Line, Kim Jackson, mengatakan ada gejala kanker paru lain yang tak kalah umum dan patut diwaspadai. Gejala tersebut adalah dyspnoea atau dispnea.
Menurut Jackson, dispnea merupakan salah satu tanda peringatan kunci dari kanker paru. Dispnea atau sesak napas bisa terasa seperti rasa tertekan yang intens di dada dan kesulitan bernapas.
Pada orang dengan kanker paru, dispnea bisa muncul secara tiba-tiba. Ketika ini terjadi, orang tersebut bisa merasa seperti dicekik.
Kemunculan gejala dispnea bisa terjadi ketika seseorang sedang melakukan aktivitas fisik. Namun, gejala ini juga dapat muncul saat orang sedang beristirahat.
Berdasarkan studi yang dipublikasikan dalam British Medical Journal, keluhan dispnea dialami oleh 60 hingga 70 persen pasien kanker paru. Studi yang melibatkan 22 pasien kanker paru ini juga menemukan bahwa selain dispnea, beberapa gejala umum yang kerap dikeluhkan pasien adalah batuk, lelah, nyeri dada, dan hilang nafsu makan.