REPUBLIKA.CO.ID, AOMORI — Penelitian pembuatan listrik dari salju telah dimulai di kota timur laut Jepang. Penelitian ini bertujuan mengamankan sumber energi terbarukan demi menutupi potensi kekurangan energi.
Kota Aomori, yang mengalami salju lebat setiap tahun, memulai uji coba di kolam renang di bekas sekolah dasar pada Desember. Aomori ingin mengeksplorasi kelayakan menghasilkan energi dengan memanfaatkan perbedaan suhu antara salju yang tersimpan dan udara di sekitarnya.
Dalam proyek bersama, perusahaan rintisan TI lokal, Forte Co dan University of Electro-Communications di Tokyo sedang mencari daya untuk turbin dengan energi yang dihasilkan, ketika cairan didinginkan oleh salju yang tersimpan, kemudian diuapkan oleh panas udara di sekitarnya. Pembangkit listrik menggunakan salju yang disimpan itu menarik perhatian sebagai sumber daya yang ramah lingkungan, berbiaya rendah, dan aman.
Di Aomori, sejumlah besar salju dibuang ke laut dan tempat lain setelah dikumpulkan oleh bajak salju dan truk. Pada tahun fiskal sebelumnya yang berakhir Maret lalu, biaya pemindahan salju membengkak hingga mencapai rekor 5,9 miliar yen (sekitar Rp 699 miliar) setelah hujan salju lebat. "Salju telah diperlakukan sebagai gangguan, tetapi kami dapat memanfaatkannya dengan baik," kata seorang pejabat kota dilansir Japan Today, Senin(9/1).
Pada 16 Desember, sekitar 10 pekerja Forte menempatkan bahan isolasi di dalam kolam untuk menjaga tumpukan salju tetap dingin. Penelitian lebih lanjut untuk melestarikan salju, serta jumlah listrik yang dapat dihasilkan akan dilakukan sebelum produksi listrik dimulai pada musim semi.
Menurut Forte, tantangannya termasuk menemukan fasilitas berskala besar untuk menyimpan salju, serta mengamankan udara panas selama musim dingin. Untuk mendapatkan perbedaan suhu yang besar, perusahaan akan mempertimbangkan untuk menggunakan energi dari sumber air panas. "Ini adalah sumber energi terbarukan yang unik di wilayah dengan salju lebat. Ini juga akan mengarah pada penciptaan industri baru," ujar Kepala Forte, Jun Kasai.