Selasa 10 Jan 2023 15:22 WIB

Kolaborasi Menggelar Kelas Penulisan Skenario Film

Infrastruktur yang memadai sangat dibutuhkan untuk mendukung regenerasi kreator.

Red: Budi Raharjo
Wahana Kreator dan SMK Negeri 41 Jakarta melakukan penandatanganan kerja sama hari ini di Aula SMK Negeri 41 Jakarta. Kedua pihak akan berkolaborasi menggelar kelas Industri di bidang perfilman yang berfokus kepada penulisan skenario yang akan dlakukan selama dua semester pada 2023.
Foto: Dok Republika
Wahana Kreator dan SMK Negeri 41 Jakarta melakukan penandatanganan kerja sama hari ini di Aula SMK Negeri 41 Jakarta. Kedua pihak akan berkolaborasi menggelar kelas Industri di bidang perfilman yang berfokus kepada penulisan skenario yang akan dlakukan selama dua semester pada 2023.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Industri perfilman Indonesia beberapa tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang signifikan. Namun, secara ekosistem dan industri masih banyak hal yang membutuhkan perbaikan. Salah satu aspek kuncinya adalah sumber daya manusia dan kurikulum pendidikan film yang memadai. 

Wahana Kreator dan SMK Negeri 41 Jakarta melakukan penandatanganan kerja sama hari ini di Aula SMK Negeri 41 Jakarta. Kedua pihak akan berkolaborasi menggelar kelas Industri di bidang perfilman yang berfokus kepada penulisan skenario yang akan dlakukan selama dua semester pada 2023.

Head of Government and External Relations Wahana Kreator, Orchida Ramadhania, mengatakan kolaborasi ini menjadi mungkin untuk diwujudkan karena dukungan negara melalui Kemdikbudristek. "Terutama dukungan Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Dirjen Kebudayaan secara konsisten selama ini," ujarnya.

Upaya perbaikan ekosistem perfilman telah dilakukan melalui rangkaian FGD yang diselenggarakan secara intensif oleh Kemdikbudristek dengan Wahana Kreator serta insan perfilman Indonesia sejak awal 2022. Dari rangkaian FGD itu ditemukan bahwa SDM yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan ekosistem perfilman masih terbatas. Selain itu, ada ketimpangan di bidang edukasi karena kurikulum yang diberikan seringkali kurang relevan dengan kebutuhan ekosistem perfilman terkini.