REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar teknologi pangan dari Institut Pertanian Bogor, Jawa Barat, Prof Nuri Andarwulan mengemukakan risiko keracunan yang disebabkan produk pangan olahan mengandung nitrogen cair (liquid nitrogen/LN) harus cegah. Ia pun menjelaskan langkah pencegahannya tidak sesederhana seperti yang diterapkan penjual chiki ngebul.
"Kendali bahaya pangan mengandung nitrogen cair ada di produsen," kata Prof Nuri dalam konferensi pers virtual bertajuk Kewaspadaan Dini Penggunaan Nitrogen Cair pada Produk Makanan Siap Saji yang diikuti dari Jakarta, Rabu (11/1/2023).
Prof Nuri mengatakan, hanya vendor dan karyawan yang terlatih dengan baik untuk menangani LN yang boleh menyiapkan atau menyajikan makanan dan minuman yang diinfuskan LN kepada pelanggan. Selain itu, hanya kandungan LN food grade yang boleh dipakai.
Nitrogen cair harus disimpan dan disajikan dalam wadah yang dibuat khusus untuk menahan efek termal. Wadah tersebut harus memiliki penutup yang longgar atau katup pengaman untuk mencegah tekanan berlebih dan mengurangi risiko ledakan.
Untuk mentransfer nitrogen cair ke makanan atau minuman, menurut Prof Nuri, harus menggunakan labu bersih yang dirancang khusus untuk cairan kriogenik.
"Saat menyimpan, menangani, dan menyajikan LN, standar sanitasi dan kebersihan yang baik harus selalu diikuti untuk mencegah kontaminasi bakteri," katanya.
Karyawan juga perlu mengenakan alat pelindung diri yang sesuai saat menangani LN. Perusahaan harus memiliki sistem ventilasi dan pemantauan oksigen yang berfungsi untuk mendeteksi kemungkinan kebocoran atau tumpahan.
"Instruksi yang jelas harus diberikan tentang cara menangani dan menelan produk yang disajikan dengan LN agar aman saat melayani pelanggan," katanya.
Prof Nuri juga merekomendasikan agar peringatan tentang potensi bahaya LN dipasang dengan jelas di mana konsumen dapat melihatnya dengan mudah. Peralatan makan dan cangkir dengan lengan harus diberikan kepada konsumen untuk mencegah kontak yang berlebihan dengan LN.
"Mangkuk tidak boleh disajikan jika mengandung sisa LN, dan konsumen tidak diizinkan untuk mendapatkan isi ulang," jelas profesor Departemen Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian IPB itu.
Prof Nuri mengatakan LN adalah cairan diatomik yang berada dalam keadaan cair pada suhu yang sangat rendah. LN berupa cairan jernih tak berwarna dengan massa jenis 0,807 g/mL pada titik didihnya -195,79 C.
"Ini berarti bahwa karakter diatomik ikatan N kovalen dalam gas N? tetap bertahan setelah likuifaksi," katanya.