Kamis 12 Jan 2023 19:06 WIB

Kena Penyakit Ginjal Kronis, Mendingan Transplantasi Ginjal atau Cuci Darah?

Transplantasi ginjal dan cuci darah menjadi solusi untuk penyakit ginjal kronis.

Rep: Desy Susilawati/ Red: Reiny Dwinanda
Pasien penyakit gagal ginjal kronis menjalani cuci darah alias dialisis. Pasien diabetes melitus yang menjalani cuci darah akan memiliki harapan hidup yang lebih lama jika menjalani transplantasi ginjal.
Foto: Republika/Prayogi
Pasien penyakit gagal ginjal kronis menjalani cuci darah alias dialisis. Pasien diabetes melitus yang menjalani cuci darah akan memiliki harapan hidup yang lebih lama jika menjalani transplantasi ginjal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Transplantasi Ginjal Siloam Hospitals Asri, Prof Dr dr Endang Susalit SpPD KGEH mengatakan penyakit ginjal kronik (PGK) saat ini menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh Indonesia. Prevalensinya sekitar 10 persen pada orang dewasa.

PGK yang tidak dapat diatasi dengan pengobatan dan diet rendah protein akan berakhir dengan gagal ginjal yang menyebabkan penurunan kualitas hidup pasien. Pasien umumnya memerlukan pengobatan pengganti ginjal, yaitu cuci darah (dialisis) atau transplantasi ginjal.

Baca Juga

"Namun, transplantasi ginjal merupakan terapi gagal ginjal paling ideal karena bisa mengatasi permasalahan akibat penurunan fungsi ginjal, tidak seperti dialisis yang hanya dapat mengatasi sebagian masalah saja," jelas Prof Endang dalam konferensi pers peluncuran Transplantasi Ginjal Siloam Hospitals Asri, Jakarta, Kamis (12/1/2023).

Prof Endang mengatakan manfaat transplantasi dalam meningkatkan harapan hidup bisa dilihat pada pasien dialisis yang disebabkan oleh diabetes melitus. Mereka dinyatakan memiliki harapan hidup delapan tahun.